jatimnow.com - Partai Golkar Surabaya punya cara tersendiri memperingati Nuzulul Qur'an 1444 H tahun ini.
Bila sebelumnya diperingati dengan pengajian, kali ini dikemas dengan khotmil Qur'an dan lantunan salawat Ishari dari Jamiyah Ishari Rungkut Raya, Surabaya, pada Minggu (16/4/2023) malam.
Bertempat di Aula Partai Golkar, Jalan Adityawarman, Surabaya, sejak sore bacaan salawat yang dilantunkan sekitar 200 jamaah, dipadu pukulan rebana, mampu membuat suasana malam itu bergema.
Ketua Bidang Kerohanian Partai Golkar Kota Surabaya, H Mas Abdulloh Chariri berharap, peringatan Nuzulul Qur'an tidak hanya sebagai penghormatan pada Al-Quran, tapi juga kepada penerima risalah, yaitu Nabi Muhammad SAW.
"Orientasi salawat Ishari ini sebagai bentuk doa yang diharapkan menjadi berkah dan berdampak pada kebaikan-kebaikan Partai Golkar untuk masyarakat umum," ujar Menurut Gus Hariri—sapaan akrab—Mas Abdulloh Chariri, Senin (17/4/2023).
Tujuan Partai Golkar mengemas peringatan Nuzulul Qur'an dengan khotmil dan salawat Ishari adalah ingin berkontribusi dalam menjaga budaya Islam yang mulai tergerus budaya asing.
Baca juga:
Momen PKS Bersenandung Doa Bareng Ulama di Peringatan Nuzulul Quran
"Tujuan lain dari salawat Ishari ini, agar Partai Golkar juga ikut menjaga culture atau budaya yang sudah menjadi tradisi. Terlebih lagi, budaya Ishari ini budaya yang sangat bagus dan bisa memberikan karakter kepada anak-anak muda. Apalagi tadi, jamiyah yang hadir adalah generasi milenial usia-usia gen-Z yang harus dikenalkan dengan budaya ini," papar Gus Hariri.
Partai Golkar juga ingin kembali memperteguh generasi muda agar tetap menjaga budaya baik ini, agar tidak sampai tergerus budaya-budaya asing di tengah kecanggihan teknologi.
"Sekali lagi, kami ingin mengajak warga Surabaya memaknai peringatan Nuzulul Qur'an tidak hanya pada Al-Quran-nya saja. Tetapi pada pembawa risalah, yaitu Baginda Rasullullah Muhammad SAW," tambah dia.
Baca juga:
Alasan Peringati Nuzulul Quran, PKB Jatim Butuh Ritual Keagamaan
Sebelum salawat Ishari, kegiatan diawali dengan pembacaan khotmil Qur'an yang dibaca 10 ustaz dari Surabaya, terbagi dua majelis.