Pixel Codejatimnow.com

MUI Minta Mayarakat Kedepankan Toleransi Soal Penetapan 1 Syawal

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Rama Indra S.P
Ketua MUI Pusat Bidang Fatwa, KH Asrorun Niam Sholeh (Foto: Dok. jatimnow.com)
Ketua MUI Pusat Bidang Fatwa, KH Asrorun Niam Sholeh (Foto: Dok. jatimnow.com)

jatimnow.com - Ketua MUI Pusat Bidang Fatwa KH Asrorun Niam Sholeh mengimbau masyarakat supaya mengedepankan toleransi, terkait ihwal perbedaan pendapat keagaamaan penetapan 1 Syawal atau lebaran Idul Fitri 2023.

Menurut Kiai Niam, penentuan syawal merupakan wilayah ijtihadiyah yang membuka kemungkinan terjadinya perbedaan di kalangan fuqaha.

"Secara keilmuan, hal ini dimungkinkan terjadi perbedaan pendapat. Situasi ini disebut majal al-ikhtilaf (wilayah dimungkinkannya terjadi perbedaan), maka kita harus mengedepankan toleransi," jelas Kiai Niam dalam keterangan tertulis kepada jatimnow.com, Kamis (20/4/2023).

Sehingga, bagi yang meyakini serta mengikuti pandangan Idul Fitri jatuh di hari Jumat (21/4). Maka pada hari Jumat ia wajib melaksanakan shalat Idul Fitri, dan tidak boleh berpuasa.

Begitu pun mereka yang meyakini Idul Fitri hari Sabtu (22/4), maka untuk pelaksanaan Salat Idul Fitri dilaksanakan pada Sabtu dan tidak boleh berpuasa hari Sabtu. Sedangkan di hari Jumat, masih wajib berpuasa.

Untuk itu, Kiai Niam berharap, dengan perbedaan munculnya 1 Syawal itu harus dipahami secara lapang.

Baca juga:
Maklumat MUI Kabupaten Probolinggo saat Ramadan, Ada Aturan Patrol Sahur

"Melahirkan seaepahaman (tafahum), bukan pertentangan (tanazu'), dan permusuhan ('adawah). Karenanya, dalam beragama perlu dengan ilmu, sehingga muncul spirit harmoni dan kebersamaan," tutur dia.

Kiai Niam juga berpesan, awal Syawal 1444 H sebaiknya menunggu hasil penetapan yang dilakukan pemerintah.

"Sebaiknya menunggu penetapan pemerintah, yang diawali dengan sidang itsbat yang mana diikuti oleh perwakilan ormas Islam, ahli-ahli di bidang astonomi dan falak, serta atas pertimbangan MUI," jelasnya.

Baca juga:
PBNU Laporkan Pria yang Sebut Allah Berkelamin Laki-laki ke Polda Jatim

"Beragama itu perlu dengan ilmu. Jika tidak, maka kita mengikuti orang yang berilmu," pungkas Kiai Niam.