Pixel Codejatimnow.com

Tim Ahli Cagar Budaya Diterjunkan ke Lokasi Penemuan Situs Kuno di Banyuwangi

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Eko Purwanto
Tim TACB Banyuwangi saat melakukan observasi ke lokasi penemuan situs kuno di areal tambang galian C. (Foto: Disbudpar for jatimnow.com)
Tim TACB Banyuwangi saat melakukan observasi ke lokasi penemuan situs kuno di areal tambang galian C. (Foto: Disbudpar for jatimnow.com)

jatimnow.com - Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Disbudpar Banyuwangi langsung diterjunkan pasca-penemuan situs kuno di areal tambang galian C di Dusun Balak Kidul, Desa Balak, Kecamatan Songgon. Observasi awal langsung dilakukan bersama dengan Tim Museum Blambangan dan sejumlah pegiat sejarah.

Berdasarkan hasil observasi awal, ditemukan bongkahan fragmen bata berukuran besar. Panjang dan tebalnya pun berbeda-beda.

"Rata-rata memiliki panjang 22 centimeter, lebar 18,5 centimeter, dan tebal 8,6 centimeter,” ujar Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Disbudpar Banyuwangi, Dewa Alit Siswanto, Sabtu (29/4/2023).

Usai observasi awal dilakukan, Dewa mengatakan, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Forpimka Songgon. Sembari menunggu proses ekskavasi terhadap struktur batu bata kuno yang ditemukan.

"Setelah observasi selesai, tim (TACB) yang terjun ke lokasi langsung melaporkan temuan tersebut ke Balai Pelestarian Kebudayaan," tambahnya.

Dewa melanjutkan, masyarakat yang tertarik dengan cagar budaya diperbolehkan untuk melihat. Namun tidak diperkenankan membawa batu bata dari areal penemuan.

“Tapi tolong dibantu jangan dibawa pulang (batu-bata), sampai tim Balai Pelestari Kebudayaan turun untuk menindaklanjuti temuan tersebut,” ucapnya.

Ditambahkan Ilham Triadinagoro selaku Tim TACB Banyuwangi, berdasarkan hasil observasi ditemukan karakteristik peninggalan masa lalu pada batu bata kuno itu.

Ukurannya yang bervariatif memiliki teknik pengerjaan yang unik. Yakni dilakukan sangat tradisional tanpa glasir yang masih 50 persen utuh.

Baca juga:
Penemuan Situs Kuno di Areal Tambang Galian C Banyuwangi

"Banyak struktur bata yang umumnya ditemukan sebagian besar terakota ini padat, tetapi juga ditemukan berdinding tipis," ungkap Ilham.

Ilham mengatakan, pada umumnya batu bata terakota adalah seni kerajinan yang berasal sejak era Majapahit abad ke 13.

"Terakota adalah temuan insidental. Dan artefak terakota yang signifikan selama bertahun-tahun banyak ditemukan dari kegiatan pertanian, perkebunan, membangun jalan, dan lain-lain," terang Ilham.

Diantara reruntuhan bata berukuran jumbo itu, juga ditemukan artefak-artefak berbahan porselen dari masa Dinasti Ming Wanli (1373-1620) dan puluhan pecahan gerabah.

Baca juga:
Cegah Penjarahan, Lokasi Penemuan Situs Kuno di Banyuwangi Dipasangi Garis Polisi

"Saat ini barangnya diamankan di salah satu perangkat desa," ujar Ilham.
Ilham menyatakan, pihaknya masih melakukan serangkaian upaya penelitian dan pengkajian sejumlah tempat yang berpotensi memiliki situs purbakala.

Penyelamatan, kata Ilham, dilakukan untuk meneliti dan mengidentifikasi terhadap artefak yang diduga menjadi obyek cagar budaya.

"Yang kita lakukan tadi survei permukaan untuk membuat kajian awal," tandasnya.