Pixel Codejatimnow.com

4 Tempat Angker di Jombang, Berani Uji Nyali?

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Elok Aprianto
Dusun Ngengkreng yang ditinggal penduduknya, di Desa Sumbersari, Megaluh. (Foto: Elok Aprianto/jatimnow.com)
Dusun Ngengkreng yang ditinggal penduduknya, di Desa Sumbersari, Megaluh. (Foto: Elok Aprianto/jatimnow.com)

jatimnow.com - Di Kabupaten Jombang ada beberapa tempat yang diklaim angker oleh masyarakat setempat. Lantaran di tempat-tempat itu kerap ada fenomena gaib yang sulit dijelaskan secara logika.

Berikut tempat angker yang dihimpun jatimnow.com dari berbagai sumber.

1. Gunung Tunggorono

Di tempat ini terdapat pohon asam tua yang usianya puluhan tahun. Pohon ini diyakini masyarakat sekitar telah dihuni makhluk tak kasat mata.

Selain itu, di gunung ini juga terdapat galian bekas tambang. Lokasi galian yang terbengkalai ini, pernah memakan korban. Beberapa anak SD hilang tenggelam dan ditemukan sudah tak bernyawa. Tak hanya itu, kejadian orang meninggal usai menyantap ikan yang ada di danau bekas tambang tersebut.

Di gunung ini juga terdapat petilasan sendang Mbah Semar yang diyakini merupakan tempat semedi Patih Majapahit yang terkenal yakni Patih Gajah Mada. Hal ini yang membuat air di lokasi petilasan itu tak pernah surut meski musim kemarau.

2. Makam Medelek

Makam ini terletak di Desa Tampingmojo, Kecamatan Tembelang. Makam ini termasuk makam angker di Indonesia.

Saking angkernya tempat ini kerap dijadikan ritual bagi orang yang ingin mendapatkan pesugihan. Hal ini dikarenakan pada makam tersebut terdapat benda pusaka yang memiliki kekuatan magis.

Selain itu terdapat bangunan sumur yang digunakan masyarakat untuk membersihkan diri sebelum bersemedi meminta ilmu kesaktian di dalam makam.

3. Dam Slombong (Dam Buto)

Di Desa Penggaron, Kecamatan Mojowarno terdapat bangunan pintu air peninggalan Belanda yang dinamai masyarakat Dam Slombong.

Di dam ini kerap sejumlah peristiwa mengenaskan terjadi di Dam Slombong atau biasa dikenal warga dengan sebutan Dam Buto itu. Hal ini tak lepas dari sosok buto (raksasa) yang kerap meminta tumbal manusia.

Menurut keterangan Kardi salah satu warga setempat, dam peninggalan zaman belanda itu sudah memakan puluhan korban. Sehingga warga menamai dam yang dibangun pada tahun 1911 dengan Dam Buto.

"Di salah satu bangunan tersebut ada tertempel patung kepala buto yang dulunya diambil dari Candi Arimbi," ungkap Kardi, Rabu (3/5/2023).

Baca juga:
Mengulas Tempat Angker di Kota Kediri: Pemakaman hingga Bekas Gedung Bioskop

Selain itu Kardi menerangkan pada bagian barat bangunan dam terdapat bangunan rumah dinas penjaga dam. Bangunan itu kini tidak terawat sehingga kesan mistis sangat kental saat berada di lokasi.

Dikatakan Kardi, pemasangan patung kepala buto itu sangat sulit. Warga harus melakukan ritual khusus hanya untuk memasang patung buto yang dalam istilah arkeologi disebut patung Maha Kala.

"Dulu awal pemasangan kepala buto itu tidak bisa. Setelah diangkut dengan cikar, patung itu kembali ke Candi Arimbi. Setelah masyatakat melakukan acara hajatan besar-besaran di sekitar dam. Akhirnya patung bisa tertempel di dam tersebut," paparnya.

Lebih lanjut Kardi menegaskan jika berada di sekitar lokasi, warga selalu mengingatkan siapa saja yang ada di area dam untuk selalu berhati-hati. Karena sudah banyak korban yang meninggal.

"Saya hitung sudah ada 40 orang yang meninggal di sini. Terbaru itu dua bulan yang lalu warga Mojowarno jatuh dengan sepedanya saat mencari rumput," terangnya.

4. Dusung Ngengkreng

Lokasi angker selanjutnya ada di Dusun Ngengkreng, Desa Sumbersari, Kecamatan Megaluh. Dusun tersebut pernah dihuni 11 Kepala Keluarga (KK). Kini dusun itu ditinggalkan penduduknya lantaran berbagai alasan. Ada yang beralasan pindah karena kerja. Namun ada juga yang mengaku kerap mendapat gangguan ghaib.

Warga Dusun Ngengkreng. Dari cerita yang beredar di masyarakat, banyak kejadian aneh kerapkali di sekitar dusun. Mulai dari penampakan perempuan berpakaian serba putih, hingga warga sekitar yang disasarkan makhluk halus.

Baca juga:
Gerdu Papak Parimono Jombang, Tempat Transit Mayat Korban Pembunuhan

Samud, Kepala Dusun Sumbersari mengatakan, sebenarnya Dusun Ngengkreng itu tidak ada. Hanya sebutan masyarakat.

"Dusun Ngengkreng itu pecahan dari Dusun Sumbersari. Hanya sebutan. Tapi memang dulu ada penghuninya," ujarnya saat dikonfirmasi.

Dikatakan Samud, pada 1985 silam, dusun tersebut ditinggalkan penghuninya. Sedikitnya ada empat rumah di dusun tersebut.

"Sekarang penghuninya pindah ke Dusun Sumbersari dan Sumberpacing. Itu satu keluarga semua," terangnya.

Dikarenakan orang tua mereka meninggal, kemudian penghuni tersebut meninggalkan dusun tersebut.
"Informasinya anak-anaknya itu tidak berani menempati dan akhirnya pindah itu," katanya.

Selain itu, masyarakat sekitar kerap mendengar suara harimau yang berada di sekitar rumah warga.
"Kerap ada suara seperti harimau yang terdengar di malam hari," ucapnya.

Hingga kini dusun Ngengkreng ditinggalkan penduduknya. Dan saat ini yang tinggal hanya rerumputan dan semak belukar.