Pixel Codejatimnow.com

Perjuangan Siswa di Banyuwangi Berangkat Sekolah Melintasi Sungai

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Eko Purwanto
Para pelajar melintasi sungai demi menuntut ilmu. (Foto-foto: Kepala Desa Kandangan Riyono for jatimnow.com)
Para pelajar melintasi sungai demi menuntut ilmu. (Foto-foto: Kepala Desa Kandangan Riyono for jatimnow.com)

jatimnow.com - Puluhan siswa SD Negeri 2 Kandangan, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, harus berjuang ekstra demi bisa bersekolah. Pasalnya, jembatan yang menjadi akses satu-satunya menuju ke sekolah jebol diterjang banjir, Selasa (9/5/2023) kemarin.

Jembatan yang membelah dua dusun di Desa Kandangan yang sifatnya darurat tak mampu menahan luapan banjir Sungai Karangtambak. Sebelumnya jembatan dibangun atas swadaya warga bersama TNI/Polri pada Oktober lalu.

Akibatnya, sebanyak 350 kepala keluarga (KK) dengan total seribu jiwa lebih terancam terisolir.

"Sekitar seribu jiwa lebih terancam terisolir. Di wilayah Pal Empat dan Pal Enam masuk wilayah Afdeling Sumberjambe," kata Kepala Desa Kandangan, Riyono kepada jatimnow.com, Rabu (10/5/2023).

Riyono menyatakan, puluhan siswa yang bersekolah di SDN 2 Kandangan nyaris terisolir andaikata Sungai Karangtambak meluap pada pagi harinya. Beruntung, luapan sungai yang sebelumnya nyaris menutup badan jembatan kini berangsur surut.

Sehingga, lanjut dia, para siswa masih bisa bersekolah dengan cara menyeberangi sungai dengan ketinggian setinggi mata kaki orang dewasa.

"Pagi ini aliran sungai sudah terpantau surut. Sehingga siswa masih bisa bersekolah," tegasnya.

Selain siswa SDN 2 Kandangan, imbas ambruknya jembatan turut menyulitkan siswa lainnya yang bermukim di Dusun Sumberjambe. Riyono menyebut, sedikitnya siswa TK, SMP dan SMA harus melintasi sungai Karangtambak demi bisa mengakses sekolah mereka masing-masing.

Baca juga:
DPU Bina Marga Lamongan Diminta Sigap Bangun Jembatan Tiwet yang Ambruk

"Ada yang dari TK dan ada juga siswa SMP yang bersekolah di SMP Negeri 1 Pesanggaran maupun SMP 3 PGRI Pesanggaran yang jaraknya itu sekitar 12 kilometer dari lokasi ambruknya jembatan," paparnya.

Tambahan tenaga guna menjangkau sekolah tak berhenti hanya melintasi Sungai Karangtambak. Mereka harus berjalan kaki dengan jarak yang terbilang cukup jauh.

Saat jembatan darurat masih berdiri tegak, siswa diantar oleh wali murid melintasi jembatan menggunakan kendaraan roda dua. Namun, kondisi itu berubah seiring ambruknya jembatan Sungai Karangtambak. Guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, wali murid menjemput mereka di tepian sungai.

Baca juga:
Jembatan Tiwet Ambruk, Aktivitas Warga 2 Kecamatan di Lamongan Terganggu

Mereka sengaja datang lebih awal untuk bisa akses menuju sekolah. Tak sedikit dari siswa berinisiatif bergandengan tangan saat melintasi Sungai Karangtambak.

Langkah darurat pun diambil Pemerintah Desa Kandangan dengan membangun jembatan darurat dari tumpukan batu berlapis kawat. Riyono mengatakan, pembangunan itu bisa dikerjakan menunggu air sungai surut.

"Kalau air surut pengerjaan itu bisa dilakukan. Bersama warga, rencananya akan dibangun jembatan dari geronjong (tumpukan batu dilapisi kawat). Tapi jika kondisi aliran sungai tidak memungkinkan terpaksa kita tunda dulu," tandasnya.