Pixel Code jatimnow.com

Bahaya Banjir Tak Surutkan Semangat Siswa SDN 2 Kandangan Banyuwangi Bersekolah

Editor : Aris Setyoadji   Reporter : Eko Purwanto
Siswa SDN 2 Kandangan saat melintasi Sungai Karangtambak untuk bisa bersekolah. (Foto: Eko Purwanto/jatimnow.com)
Siswa SDN 2 Kandangan saat melintasi Sungai Karangtambak untuk bisa bersekolah. (Foto: Eko Purwanto/jatimnow.com)

jatimnow.com - Tercatat 60 dari 70 siswa SDN 2 Kandangan, asal Paal 4 dan Paal 6 Afdeling Sumbergandeng, Dusun Sumberjambe, Desa Kandangan, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi tetap nekat bersekolah meski bayang-bayang banjir terus mengintai. Rusaknya akses penghubung ke sekolah tak menyurutkan semangat mereka sedikitpun.

Sebelumnya, jembatan sementara yang menjadi akses satu-satunya menuju ke sekolah jebol diterjang banjir pada Selasa (09/5) lalu. Luapan Sungai Karangtambak nyaris memutus asa mereka untuk bersekolah. Saat air mulai surut barulah mereka bisa melintasi sungai setinggi betis orang dewasa itu.

Jumat (12/5) siang, tampak siswa SDN 2 Kandangan menenteng sepatu, kaos kaki dan peralatan sekolah melintasi aliran sungai Karangtambak. Aliran sungai cukup deras, sederas semangat mereka untuk bersekolah.

Perasaan was-was sejatinya membayangi benak dan pikiran para siswa. Begitu yang dirasakan Sheril Febriana Putri (12), siswi kelas 6 SDN 2 Kandangan. "Perasaan takut pasti ada, apalagi aliran sungainya cukup deras," katanya kepada jatimnow.com.

Sudah tiga hari ini Sheril bersama tiga orang teman karibnya, Apriliani Maulani (12), Vency Pradana (11), Abdul Haris Firmansyah (12), akrab dengan arus sungai. Meski ditawarkan kelas daring oleh dewan guru, mereka tetap membulatkan keinginan untuk bisa mengikut uji coba atau try out jelang pelaksanaan ujian sekolah pada 15 Mei mendatang.

Sheril tak ingin nilainya jeblok hanya karena terhambat akses belajarnya gegara putusnya jembatan. Yang terpenting saat ini fokus menuntaskan uji coba yang diadakan di sekolahnya.

"Karena habis ini ada ujian sekolah. Ikut try out supaya bisa dapat nilai yang baik," kata dia.

Nur Hamidah salah satu guru kelas di SDN 2 Kandangan mengatakan, mayoritas murid di sekolahnya berasal dari Paal 4 dan Paal 6 Afdeling Sumbergandeng, Desa Kandangan, Kecamatan Pesanggaran. Pihak sekolah sendiri sejatinya sudah menawarkan kelas daring kepada murid.

Baca juga:
Tim Pemeliharaan Banjir Kanal Lamongan Susuri Gorong-gorong Kali Dapur

"Sudah kita tawarkan kelas daring kebetulan disana akses jaringan internetnya bagus menggunakan WiFi kampung. Tapi siswa tetap ngotot bersekolah. Jadi kami dewan guru setiap pagi mengawal mereka saat menyeberangi sungai," tambahnya.

Kerasnya tekad para siswanya itu tak lepas dari mulai surutnya ketinggian air di Sungai Karangtambak. Selain itu, lanjut Nur Hamidah, wali murid memberikan pengawalan ketika berangkat maupun pulang sekolah ditengah kesibukannya bekerja di kebun.

"Kalau berangkat dikawal sama orang tuanya. Saat pulang sekolah, wali murid kontak kami dulu. Tapi tetap kita dampingi sampai mereka bisa menyeberangi sungai," terangnya.

Sementara itu pihak Pemerintah Desa Kandangan berupaya membangun kembali jembatan sementara menggunakan tumpukan batu berlapis kawat besi. Selain menghubungkan, rangkaian batu berlapis kawat besi itu juga berfungsi membendung derasnya air Sungai Karangtambak.

Baca juga:
2 Jam Diguyur Hujan, Kota Kediri Terendam Banjir

"Kita fokuskan untuk membangun jembatan sementara dari geronjong (baru berlapis kawat besi) untuk bisa dilalui roda dua. Agar masyarakat Paal 4 dan 6 tak sepenuhnya terisolir serta memudahkan anak-anak saat berangkat ke sekolah," ujar Kepala Desa Kandangan Riyono.

Ada 250 kepala keluarga (KK) yang bermukim di dua wilayah yang masuk Perkebunan PTPN XII itu. Jika dijumlahkan ada sekitar 1000 penduduk yang nyaris terisolir.

Didalamnya juga termasuk ratusan pelajar TK SD, SMP, maupun SMA yang ikut merasakan dampak rusaknya jembatan. Riyono mengatakan, pihaknya berharap agar segera dibangun jembatan permanen yang kuat menahan derasnya banjir.

"Kita berharap pemerintah daerah segera membangun jembatan permanen disini. Sudah tak terhitung berapa kali kami membuat jembatan sementara dan harus jebol saat banjir menerjang," tandasnya.