Pixel Codejatimnow.com

Mahasiswa UMM Suarakan Pentingnya Kesehatan Mental bagi Pendidikan

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Achmad Supriyadi
Seminar pentingnya kesehatan mental yang disuarakan mahasiswa PPG UMM. (Foto: Mahariska for jatimnow.com)
Seminar pentingnya kesehatan mental yang disuarakan mahasiswa PPG UMM. (Foto: Mahariska for jatimnow.com)

jatimnow.com - Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) prajabatan angkatan satu Universitas Muhammadiyah Malang menyuarakan pentingnya kesehatan mental bagi peserta didik.

Ketua pelaksana, PPG prajabatan, Mahariska Anjar Palupi mengatakan kesehatan mental ini sangat penting bagi peserta didik demi optimalnya keberhasilan pendidikan khususnya sekolah dasar.

"Kami ingin mengupayakan agar para orang tua memiliki kesadaran yang baik tentang pentingnya kesehatan mental peserta didik," kata Mahariska, Senin (15/5/2023).

Ia menambahkan, melalui optimalisasi kesadaran para orang tua terhadap kesehatan mental peserta didik ini sangat penting.

"Diharapkan orang tua dapat sepenuhnya sadar bahwa kesehatan mental peserta didik menjadi landasan utama dari berbagai keberhasilan pendidikan dan prestasi," ungkap Mahariska.

Seminar PPG prajabatan angkatan satu ini melibatkan Kepala SDN Sumbersari 2 Kota Malang, Endang Sulistiyawati dan psikolog dari UMM yakni Uun Zulfiana.

Selain seminar, dilakukan pula acara finger painting dan karya kolaborasi (Eco Pounding) bekerja sama dengan Muhammad Yusuf untuk meningkatkan kualitas hubungan dan komunikasi antara peserta didik dengan orang tua.

Baca juga:
Guru Besar Baru UMM Malang Serukan Akademisi Netral Bermanfaat di Pemilu

Masih kata Mahariska, kesehatan mental juga untuk mempersiapkan kondisi terbaik anak sebagai peserta didik di sekolah dasar dan menekan angka gangguan kesehatan mental.

"Adanya upaya ini diharapkan kesehatan mental peserta didik nantinya akan menjadi perhatian juga dalam dunia pendidikan untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang berkualitas serta adanya peningkatan moralitas peserta didik," jelasnya.

Sementara itu, Uun Zulfiana menjelaskan, ada kenaikan jumlah anak mengalami gangguan kesehatan mental dari angka 12 juta menjadi 20 juta.

Baca juga:
Sediakan Flying Fox untuk Mahasiswa, Kampus di Kota Malang Viral

"Dari 6,1 persen menjadi 9,8 persen penduduk Indonesia dengan usia dibawah 15 tahun mengalami gangguan kesehatan mental dan emosional. Sering terjadi pada anak dan remaja seperti, ADHD, Gangguan kecemasan, Gangguan perilaku bahkan bipolar disorder," jelasnya.

Menurut Uun, dalam kasus berkelanjutan didapati perilaku yang merugikan orang lain seperti Oppositional Defiant Disorder (ODD) kondisi ketika seorang anak menampilkan pola yang terus-menerus dari suasana hati yang marah atau mudah tersinggung.

"Perilaku menantang atau argumentatif dan balas dendam terhadap orang. Perilaku bullying, Conduct Disorder (CD) dimana ini merupakan gangguan perilaku dan emosi serius yang membuat anak menunjukkan perilaku kekerasan, suka merusak benda tertentu dan cenderung sulit mengikuti aturan di sekolah maupun di rumah," pungkasnya.