Pixel Codejatimnow.com

Calon Jemaah haji Tertua di Trenggalek Mengaku Gugup Jelang keberangkatan ke Tanah Suci

Editor : Aris Setyoadji  Reporter : Bramanta Pamungkas
Mubasyir menunjukkan bukti pelunasan haji. (foto: Bramanta Pamungkas/jatimnow.com)
Mubasyir menunjukkan bukti pelunasan haji. (foto: Bramanta Pamungkas/jatimnow.com)

jatimnow.com - Di usia 90 tahun, Mubasyir yang merupakan seorang petani asal Desa Sukorejo, Kecamatan Gandusari, Trenggalek akhirnya bisa berangkat haji tahun ini. Mubasyir tercatat sebagai calon jemaah haji (CJH) tertua di Trenggalek yang akan berangkat ke Tanah Suci.

Meski raga sudah tak muda lagi, dia tetap terlihat bugar dan semangat. Sebab dirinya tinggal menghitung hari lagi akan menjalankan ibadah haji ke Tanah Suci. Di mana hal itu sudah dia impikan sejak dahulu kala.

Ditemui di rumahnya, pria yang kesehariannya bertani itu mengungkapkan sangat senang dapat menunaikan rukun Islam kelima ini. Jelang hari keberangkatan haji, Mubasyor merasa gugup. Dia selalu berdoa agar dalam perjalanan menuju ke Mekkah selalu diberikan kesehatan. Sehingga bisa menunaikan ibadah haji.

"Untuk persiapan saya selalu menjaga kesehatan dan pola makan. Saya juga sudah manasik haji, dan saat ini tinggal menunggu keberangkatan saja," ujarnya, Kamis (25/05/2023).

Baca juga:
8 Jemaah Haji Asal Tulungagung Meninggal Dunia, Keluarga Dapat Asuransi

Sementara itu, salah satu anak Mubasyir, Listinganah menambahkan, bahwa ayahnya sudah didaftarkan haji sejak 2014 silam menggunakan dana talangan. Pasalnya, saat itu dia belum memiliki dana untuk daftar haji, sedangkan usia ayahnya sudah semakin bertambah.

Perempuan berkrudung itu menjelaskan, sebenarnya Mubasyir memiliki sebidang tanah yang memang digunakan untuk haji. Tetapi hingga 2014, belum ada pembeli yang memberikan harga sesuai. Hingga akhirnya dia mendaftarkan ayahnya menggunakan dana talangan. "Tapi setelah saya daftarkan haji, jangka waktu dua bulan ada seorang yang membeli tanah tersebut. Dari penjualan itu, tidak hanya ayah saya, tetapi juga bisa mendaftarkan haji ibu saya," jelasnya.

Baca juga:
XL Axiata Jamin Kenyamanan Komunikasi Jemaah Calon Haji di Tanah Suci

Menurut Listinganah, haji itu merupakan panggilan Allah. Bukan lagi persoalan yang kaya bisa berangkat haji, dan yang miskin tidak bisa berangkat haji. Meski ayahnya hanya menjadi petani, karena panggilan Allah akhirnya bisa diberangkatkan ke Tanah Suci.

"Saya hanya bisa berdoa agar ayah saya bisa berangkat dan pulang haji dengan kondisi sehat. Selain itu, juga berharap bisa menjadi haji mabrur," pungkasnya.