Pixel Codejatimnow.com

5 Fakta Banjir dan Longsor Lumajang

Editor : Zaki Zubaidi  
Kondisi Lumajang terdampang banjir dan longsor. (Foto: BPBD Lumajang)
Kondisi Lumajang terdampang banjir dan longsor. (Foto: BPBD Lumajang)

jatimnow.com - Bencana banjir dan tanah longsor menerjang Kabupaten Lumajang, Jumat (7/7/2023). Ini adalah dampak dari intensitas hujan yang tinggi sejak seminggu terakhir di wilayah lereng Gunung Semeru.

Berikut 5 fakta yang dirangkum redaksi.

1. Jalur Piket Nol Terputus

Infomasi BPBD Kabupaten Lumajang menyebutkan longsor terparah terjadi jalur Piket Nol tepatnya di KM 58 Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Jumat (7/7/2023).

Personel Pusdalops BPBD Kabupaten Lumajang, Nur Cahyo menerangkan, tanah longsor tersebut menyebabkan arus lalu lintas Lumajang - Malang via selatan harus ditutup sementara.

Untuk jalur Curah Kobokan juga belum bisa dilalui lantaran banjir lahar dingin masih berlangsung.

"Longsor terjadi di sekitaran Jembatan Perak, tepatnya KM 58. Roda dua dan empat belum bisa melewati," terang dia Nur Cahyo, dikutip dari laman Humas Pemkab Lumajang.

2. Sejumlah jembatan rusak

Kepala Bidang Bina Marga DPUTR Kabupaten Lumajang, Heri Kurniawan mengatakan, pihaknya masih melakukan pendataan sejumlah sarana prasarana yang mengalami kerusakan akibat diterjang banjir.

"Ini kami bersama tim masih berkeliling, monitor, kami juga menunggu laporan dari tim yang lain," kata Heri Kurniawan dikutip dari laman Humas Pemkab Lumajang.

Kerusakan belum teridentifikasi dengan detail, lantaran debit air juga masih relatif tinggi.

"Sementara ini kita pasang rambu peringatan, kita lakukan asesment, kita pastikan dulu," ujarnya.

Dari hasil asesmen, ada beberapa jembatan rusak diantaranya, Jembatan penghubung Desa Tumpeng dan Desa Kloposawit terputus total, Jembatan Gantung Kali Regoyo mengalami kerusakan parah, Jembatan Limpas Kaliputih dan jembatan di perbatasan Lumajang - Malang juga terputus total.

3. Pengungsi 493 dan terus bertambah

Dari data yang berhasil dihimpun petugas Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Lumajang (PPPA) per Jumat 7 Juli 2023, Pukul 23.00 WIB jumlah pengungsi mencapai 493 yang tersebar di beberapa titik pengungsian.

Baca juga:
Tim SAR Susur Sungai Kedak, Cari Lansia yang Hilang Akibat Banjir Kota Kediri

"Penanganan pengungsi di beberapa tempat sudah terkendali. Dapur umum juga sudah di persiapkan," jelas Bupati Lumajang Thoriqul Haq (Cak Thoriq), Sabtu (8/7/2023) dini hari dikutip dari laman Humas Pemkab Lumajang.

4. Lokasi 7 Posko pengungsian dan dapur umum

Ratusan warga terdampak banjir akibat cuaca ekstrim di Kabupaten Lumajang mengungsi di sejumlah titik. Warga memilih mengungsi lantaran khawatir dengan dampak yang ditimbulkan akibat cuaca ekstrem.

Berikut beberapa titik yang digunakan sebagai posko pengungsian per Jumat 7 Juli 2023.

1. Balai Desa Tumpeng;
2. Balai Desa Jarit.
3. Balai Desa Penanggal
4. Rumah Warga di Desa Pasrujambe
5. Balai Desa Tambak Rejo
6. Ponpes Nurssalam Desa Jarit
7. Kecamatan Pronojiwo

Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Lumajang, Dewi Susiyanti menyampaikan, untuk mencukupi kebutuhan para pengungsi, pihaknya telah menyediakan dapur umum di Balai Desa Jarit, Kecamatan Candipuro.

"Ini kita sudah siapkan makan malam dan pagi kita sudah operasikan dapur umum," imbuhnya, dikutip dari laman Humas Pemkab Lumajang.

Baca juga:
Curhat Warga Ngampel Kota Kediri yang Rumahnya Masih Terendam Banjir 1 Meter

5. Masa tanggap darurat 14 hari

Pascabanjir lahar dingin Semeru, Bupati Lumajang Thoriqul Haq (Cak Thoriq) menetapkan masa tanggap darurat selama 14 hari.

"Saya sudah menetapkan tanggap darurat selama 14 hari, saya menugaskan Pak Sekda untuk menunjuk satgas darurat bencana," ungkapnya saat meninjau lokasi pengungsian di Balai Desa Jarit Kecamatan Candipuro, Jumat (7/7/2023) malam.

Menurut Cak Thoriq, cuaca ekstrem dengan intensitas hujan tinggi selama beberapa hari ini mengakibatkan banjir dan tanah longsor di beberapa wilayah. Bahkan, terjangan keras material lahar dingin Semeru juga mengakibatkan beberapa jembatan mengalami kerusakan hingga terputus total.

Oleh karena itu, fokus utama saat ini adalah keselematan jiwa. Di tengah intensitas hujan yang masih tinggi ini, ia mengimbau agar warga di tepian sungai untuk mengungsi sampai kondisi dipastikan aman.

"Masyarakat yang ada di tepian lahar kita evakuasi di tempat pengungsian di beberapa balai desa termasuk yang ada di Balai Desa Jarit ini," tegasnya.