Pixel Code jatimnow.com

Pedagang Pernak-Pernik Serbu Lamongan Jelang HUT Kemerdekaan RI, Ini Alasannya

Editor : Endang Pergiwati   Reporter : Adyad Ammy Iffansah
Eem Sulaeman, pedagang pernak-pernik dan bendera asal Garut yang pilih berjualan di Lamongan. (Foto : Adyad Ammy Iffansah/jatimnow.com)
Eem Sulaeman, pedagang pernak-pernik dan bendera asal Garut yang pilih berjualan di Lamongan. (Foto : Adyad Ammy Iffansah/jatimnow.com)

jatimnow.com - Momen HUT Kemerdekaan RI selalu dimanfaatkan pedagang pernak-pernik dan bendera untuk meraup cuan. Tahun ini, para pedagang terpantau sudah memadati jalan perkotaan di Kabupaten Lamongan.

Meski masih pertengahan bulan Juli, para pedagang sudah membuka lapak dan menjajakan dagangan mereka. Uniknya, setiap menjelang Agustus Kabupaten Lamongan selalu menjadi salah satu tempat jujugan untuk mereka berjualan.

Eem Sulaeman (64), penjual pernak-pernik HUT Kemerdekaan RI di Jl. Basuki Rahmad, atau depan Kantor DPRD Lamongan mengaku bahwa ia dan 10 orang rekanya mulai berjualan sejak Minggu, 16 Juli lalu. Mereka berasal dari Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

"Saya berangkat rombongan bersama 10 orang pedagang lainya, itu yang satu grup. Biasanya bisa 3 grup berbeda berdagang di sini (Lamongan)," ungkap Eem Sulaeman, Kamis (20/7/2023).

Sulaeman beralasan, bahwa kehadirannya membuka lapak jauh-jauh hari ialah agar warga tahu titik lokasi dan langsung bisa mendatangi lokasi apabila mencari bendera atau pernak-pernik HUT Kemerdekaan RI.

"Warga biar tahu, apabila mencari bisa ke lapak-lapak penjual," bebernya.

Meski demikian, Sulaeman mengatakan bahwa modal untuk menjadi pedagang bendera tidaklah sedikit. Untuk satu lapak miliknya sendiri, Sulaeman harus mengeluarkan modal sekitar Rp 18 juta.

Baca juga:
Video: Pembangunan Stadion Surajaya Lamongan Ditarget Rampung Akhir 2024

"Di daerah saya, Kecamatan Leles itu seluruh warganya membuat bendera dan pernak-pernik. Sekitar 3 bulan sebelum Agustus proses pembuatan sudah mulai dilakukan. Kalau masuk Juli seluruh warga khusus laki-laki pasti pergi berdagang ke seluruh penjuru Nusantara," ujarnya.

Menurut pengakuan Sulaeman, Kabupaten Lamongan memang menjadi magnet tersendiri bagi pedagang bendera asal Garut. Bahkan, Sulaeman sendiri telah menjadi pedagang bendera di Lamongan sejak 2002 silam.

"Bagi warga daerah saya Lamongan ini enak, orangnya ramah, baik, untuk makan pun nggak susah. Kalau didaerah lain masih sulit, apalagi kota besar, disini dagangan di tinggal sholat gitu aman nggak akan hilang," terangnya.

Baca juga:
Video: Operasi Pasar Murah Akan Digelar Hingga Masuk Bulan Ramadan

Sementara harga bendera dan pernak-pernik cukup bervariatif, mulai Rp 15 ribu untuk bendera kecil dan Rp 25 ribu ukuran sedang, dan besar sekitar 2 meter dihargai Rp 30 ribu. Sedangkan umbul-umbul dihargai Rp 150 - 200 ribu.

"Dagangan laris itu ya sekitar bulan 1 Agustus sampai 14 Agustus," pungkasnya.