Pixel Codejatimnow.com

Mengenal Eky Rawanto, Penari Tuna Rungu asal Lamongan yang Inspiratif

Editor : Arina Pramudita  Reporter : Adyad Ammy Iffansah
Eky Rawanto, penari penyandang tuna rungu seusai perform di Festifal Difabel Megilan di Lamongan. (Foto : Adyad Ammy Iffansah/jatimnow.com)
Eky Rawanto, penari penyandang tuna rungu seusai perform di Festifal Difabel Megilan di Lamongan. (Foto : Adyad Ammy Iffansah/jatimnow.com)

jatimnow.com - Menyandang kondisi tuna rungu tak membuat kreativitas Eky Rawanto menjadi serba terbatas. Warga Sumbijajar, Kecamatan Kembangbahu, Lamongan ini patut diacungi jempol karena semangatnya menekuni dunia seni selalu membumbung tinggi.

Meski pendengarannya terbatas, ia begitu mahir mengikuti alunan musik dan memadukannya dengan gerakan yang indah. Tubuhnya meliuk gemulai ciri khas penari ulung.

Kepiawaian Eky terlihat tatkala mempersembahkan sebuah tari Kabet Ngigel yang ditampilkan saat Festival Difabel Megilan jilid 2 di Pendopo Lokantantara Kabupaten Lamongan, Selasa (25/7/2023).

Tak mau dipandang sebelah mata, Eky mempersembahkan yang terbaik bak profesional lengkap dengan kostum dan rias berkarakter di wajahnya.

Menariknya, ketertarikan Eky akan seni tari muncul sejak lama dan belajar secara otodidak. Untuk tarian Kabet Ngigel yang memiliki gerakan sulit serta makna mendalam yang menceritakan budaya Jogja dan Jawa Barat, Eki memerlukan waktu 5 tahun mempelajarinya.

Baca juga:
Mengenal Sanggar Wikus, Komunitas Tari Profesional di Gresik

"Tarian ini Belajar 5 tahun lalu sejak masih sekolah, belajar sendiri secara otodidak," ungkap Eki melalui Firda, Panitia Forum Perlindungan dan Pemenuhan Hak Disabilitas (FP2HD) Lamongan.

Atas kepiawaianya dan dedikasihnya, Eky kemudian diangkat menjadi guru di salah satu Sekolah Luar Biasa (SLB) di Lamongan.

Baca juga:
Penari Kontemporer Kediri Kenalkan Kisah Panji di Heritage Melaka Malaysia

Sementara itu, Ketua FP2HD Lamongan Try Febri Khoirun Nidhom dalam sambutannya menyampaikan, Eky adalah salah satu anggota FP2HD yang dapat menjadi contoh untuk bisa mengembangkan keinginannya.

"Ke depan kami harap tidak hanya berhenti disini, kegiatan seperti Festival Difabel Megilan ini terus berlanjut tentu dengan kolaborasi bersama Pemkab Lamongan agar bisa meningkatkan kemampuan para penyadang disabilitas di Lamongan," bebernya.