Pixel Codejatimnow.com

Menengok Ritual di Dusun Watu Gepeng Banyuwangi

Editor : Arif Ardianto  
Situs Watu Gepeng di Banyuwangi
Situs Watu Gepeng di Banyuwangi

jatimnow.com - Matahari baru saja muncul. Namun warga Dusun Watu Gepeng Desa Tlemung, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, sudah berbondong-bondong menuju ke salah satu tempat sakral disana. Warga menggelar ritual kenduri atau slamatan.

Pada Jumat (24/8/2018) berbarengan dengan Jumat Legi atau Jumat Manis di Bulan Dulhijah menjadi hari yang istimewa bagi masyarakat Dusun Watu Gepeng Desa Telmung, Kalipuro.

Seluruh warga berkumpul di lokasi munculnya situs Watu Gepeng untuk menggelar kenduri atau selamatan. Situs ini pula yang menjadi pertanda kelahiran dusun tersebut. Dari situs itu pula nama dusun itu diambil.

Kepala Dusun Watu Gepeng, Supandi (42), mengatakan, kenduri yang dilakukan di lokasi Watu Gepeng, bukan dimaksudkan untuk hal yang menyimpang. Melainkan sebagai ajang doa bersama dan mempererat persaudaraan.

"Kita tahu kalau nama Dusun Watu Gepeng ini bermula dari batu. Artinya, kita hanya menggunakan batu tersebut sebagai simbol kebersamaan" jelasnya kepada jatimnow.com.

Kegiatan rutin satu tahun sekali itu bukan hanya dihadiri warga dusun setempat. Melainkan juga melibatkan dan dihadiri pejabat pemerintah Desa Telmung dan dari Kecamatan Kalipuro.

"Sudah jadi tradisi kami, setiap Jumat legi di bulan Dulhijah, warga Watu Gepeng melakukan selamatan di situs ini," tambahnya.

Ada beberapa menu makanan yang dibawa warga sebagai sajian acara tersebut. Selain tumpeng yang menjadi inti dari setiap kendurian, ada juga jenang merah yang bergaris putih menyerupai tanda plus tepar dipuncaknya.

Baca juga:
Mengenal Ritual Seblang Olehsari di Banyuwangi, Menari 7 Hari Berturut-turut



Keunikan Watu Gepeng

Situs Watu Gepeng ini berada di tengah kebun kopi milik salah seorang warga setempat. Meski kebun, namun tanahnya terlihat gersang seperti tanah berbatu pada umumnya.

Namun, radius 100 meter dari titik situs yang bentuknya menyerupai mata tombak tersebut tak ditemukan ada gugusan atau bongkahan batu besar lainnya. Yang ada hanya Watu Gepeng itu saja.

"Kami kadang merasa kesulitan jika mau bangun rumah permanen disini. Mengambil batunya dari jauh, soalnya di sekitar sini tidak ada batu sama sekali," ungkap Supandi.

Sangking penasarannya, sejumlah warga setempat pernah melakukan penggalian tanah sedalam 5 meter di sekitar berdirinya Watu Gepeng. Titik penggalian dilakukan secara acak.

"Hasilnya nihil, tidak ada batu lainnya," ungkapnya.

Usai penggalian, justru warga semakin  penasaran. Mereka berharap agar ada arkeolog atau ahli geologi yang datang untuk mencari jawaban logis perihal keunikan situs Watu Gepeng tersebut.

"Setidaknya ada arkeolog yang datang untuk meneliti Watu Gepeng, agar kami tidak diliputi rasa penasaran berkepanjangan," pungkasnya.

Reporter: Irul Hamdani
Editor: Arif Ardianto

Baca juga:
KKP Gelontor Dana Rp22 Miliar Bangun Kampung Nelayan Modern di Banyuwangi