Pixel Code jatimnow.com

Honor Guru PAUD di Malang Naik jadi Rp1 Juta per Bulan, Alhamdulillah...

Editor : Zaki Zubaidi  
Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji. (Foto: Humas Pemkot Malang)
Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji. (Foto: Humas Pemkot Malang)

jatimnow.com - Mendukung pendidikan di tingkat PAUD, Pemerintah Kota Malang telah mengusulkan kenaikan honorarium guru PAUD.

Saat ini honor guru PAUD adalah Rp600.000 per bulan, di tahun 2024 mendatang honor guru PAUD di Kota Malang menjadi Rp1 juta per bulan.

"Sudah dok (disetujui) anggarannya. Untuk memberikan honor guru PAUD di Kota Malang sebesar Rp1 juta per bulan, anggaran yang digelontorkan sekitar Rp31 miliar di tahun 2024,” ungkap Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji dalam laman resmi Pemkot Malang

Hal ini diungkap saat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang menggelar kegiatan Peningkatan Kualitas Tenaga Pendidik dan Kependidikan Jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Gedung Islamic Center (IC) Kota Malang, Rabu (2/8/2023).

Dalam acara itu Sutiaji menjadi keynote speech dengan materi ‘Menghadirkan Pendidikan Anak Usia Dini yang Menyenangkan Sesuai Fitrah Anak’. Peran guru PAUD untuk mendidik anak-anak di usia emas itu sangat penting.

Baca juga:
Pj Iwan Kurniawan Apresiasi Seluruh Pihak Dukung Malang jadi Kota Kreatif Dunia

"Untuk itu kemampuan para tenaga pendidik harus terus ditingkatkan. Terima kasih atas perannya yang sangat luar biasa untuk mendukung kemajuan pendidikan di Kota Malang,” ucap Sutiaji.

Pada kesempatan ini para guru PAUD diajak untuk memahami lebih dalam tentang kurikulum Merdeka Belajar.

"Terutama yang harus menjadi perhatian bahwa anak usia dini adalah periode usia emas, fase saat otak anak akan tumbuh dengan dan berkembang dengan pesat sehingga informasi apapun mudah diserap. Di masa ini anak juga suka meniru tingkah laku orang di sekelilingnya," jelasnya.

Baca juga:
Aktivis di Kota Malang Desak Pemkot Beri Perhatian Penyandang Autis

Oleh karena itu para tenaga pendidik harus memberikan uswah (keteladanan) yang baik.

"Jangan sampai ada kekerasan fisik ataupun verbal yang dapat mengganggu psikologis anak," pesan Sutaji.