Pixel Codejatimnow.com

Bajra Nuklir Sejahcerah, Dekonstruksi Makna Gendruwo pada Pameran Nandur Srawung #10 Yogyakarta

Editor : Endang Pergiwati  Reporter : Ahaddiini HM
(Bajra Nuklir Sejahcerah for jatimnow.com).
(Bajra Nuklir Sejahcerah for jatimnow.com).

jatimnow.com - Bajra Nuklir Sejahcerah, kelompok seni kontemporer yang berdomisili di kaki Gunung Semeru, Nongkojajar, Kabupaten Pasuruan, mengikuti pameran Nandur Srawung #10 di Taman Budaya Yogyakarta, 15-28 Agustus 2023 dengan menampilkan karya instalasi ruang berjudul "Diculik Gendruwo".

Bajra Nuklir Sejahcerah yang beranggotakan 10 pemuda, yaitu Anang, Adin, Adit, Ageng, Felix, Ismail, Luky, Muzeian, Toyol dan Zeka. Mereka yang berasal dari berbagai daerah di Jawa Timur ini mengangkat sosok genderuwo pada pameran tersebut.

Toyol ( 31) salah satu anggota Bajra Nuklir Sejahcerah menjelaskan, mengenai sosok gendruwo yang diangkat pada pameran.

"Pada pagelaran pameran ini, empat macam gendruwo (sedulur papat) dengan warna wajah sesuai warna penjuru mata angin dan satu bola yang menggambarkan bahtera (pesawat) Bajra kami tampilkan disini," jelasnya, Sabtu (19/8/2023).

Anggota Bajra Nuklir Sejahcerah lainnya, Muzeian (25) melanjutkan, penjelasan mengenai analogi gendruwo pada karya yang diciptakan Bajra Nuklir Sejahcerah.

Baca juga:
Spoiler One Piece Episode 1092: Teka-teki Pulau Egghead dan Dr Vega Punk

"Kami menganalogikan dalam kacamata masyarakat, kata gendruwo, g: gaib, e: energi, n: ngeri, d: diam-diam, r: reinkarnasi, u: unik, w: wujud, o: ono atau biasa dipahami masyarakat sebagai entitas energi gaib yang ngeri dari reinkarnasi suatu wujud fisik yang unik," tuturnya.

Di sisi lain, Muzeian menyampaikan, Bajra Nuklir Sejahcerah menciptakan karya bertajuk gendruwo dalam rangka memberikan pemahaman dekonstruksi mengenai penyadaran bahwa sesungguhnya makna gendruwo bukanlah entitas luar, melainkan cerminan dari diri sendiri.

"Karya gendruwo ini mengajarkan kita untuk berinstropeksi dan menyadari bahwa perilaku sendiri dapat mempengaruhi lingkungan sekitar. Sehingga dengan adanya karya gendruwo kita belajar menghadapi sisi gelap dalam diri sendiri, mengasah sisi-sisi baik agar dapat menciptakan harmoni dan kedamaian dalam komunitas ataupun lingkungan sekitar," pungkasnya.

Baca juga:
Gebyar Budaya Muhammadiyah di Surabaya Sampaikan Pesan Kebaikan lewat Karya Seni  

Dalam pembuatan karya gendruwo ini, Bajra Nuklir Sejahcerah menggunakan bahan material tanah, tandon bekas, dan banner tidak terpakai yang diambil dari pinggir jalan selama menempuh perjalanan menggunakan sepeda motor dari Pasuruan menuju Yogyakarta saat menuju tempat pameran.

Bajra Nuklir Sejahcerah telah meraih prestasi nominator Erlangga Installation Art Award 2021 di Museum Nasional dan juga sebagai komunitas aktif dalam kegiatan pameran di Jawa dan Sumatera.

Pihaknya berharap, karya "Diculik Gendruwo" yang dipamerkan dapat memberikan pencerahan bagi penikmat atau pengunjung pameran mengenai pembelajaran arti makna yang disampaikan.