jatimnow.com - Musim kemarau membuat sejumlah petani di Tulungagung harus mengeluarkan biaya tambahan untuk mengairi sawah. Mereka menggunakan pompa diesel untuk menyedot air dan mengalirkan ke lahan sawah.
Hal ini dikarenakan tidak ada hujan serta rusaknya saluran irigasi. Debit air sungai juga bekurang sehingga air tidak bisa masuk ke sawah.
Sumarwan (62), petani asal Desa Dukuh, Kecamatan Gondang mengaku setiap hari harus mengeluarkan uang untuk membeli solar guna bahan bakar mesin diesel. Saat ini tanaman padi miliknya berusia 20 hari. Butuh pasokan air sebelum memberikan pupuk. Berhubung air tidak ada, ia memilih untuk menunda pemberian pupuk.
"Kalau musim ini agak lebih sulit. Kalau saya sendiri menyedot air mandiri menghabiskan 4 liter solar sehari," ujarnya, Senin (28/8/2023).
Kelompok Petani (Poktan) setempat sebenarnya sudah mengusahakan dengan menyiapkan dua unit diesel pompa air. Setiap lahan seluas 100 ru dibebani biaya Rp50 ribu.
Baca juga:
Ini Cara Anggota DPRD Agus Wicaksono Dorong Produktivitas Petani Lumajang
Mesin tersebut diletakkan di sungai untuk menyedot air ke saluran irigasi. Beberapa petani memilih menggunakan diesel milik pribadi untuk mengairi lahan sawahnya.
"Diesel dari Poktan ke sungai ada dua diesel, jadi saya harus mengeluarkan biaya tambahan Rp300 ribu lebih disamping diesel pribadi. Modalnya hanya sabar dan telaten ketika tidak ada air dan juga tidak ada hujan," tuturnya.
Sumarwan berharap dari pemerintah bisa plengsengan sungai yang mengaliri persawahan. Sebab, di dusun sebelah, tak jauh dari lokasi pasokan air dari Waduk Wonorejo yang jaraknya belasan KM bisa terpenuhi.
Baca juga:
Hari Krida Pertanian 2024, Pemkab Jember Luncurkan J-Sultan
Selain itu, menurutnya sungai besar tak jauh dari area persawahan pun belum bisa memenuhi pengairan jika kondisi musim kemarau. Ketika plengsengan bagus, tidak rusak, air dengan mudah mengalir tanpa ada kebocoran.
"Plesengngan sungai kecil hemat saya harus diperbaiki, sebab air akan merembes ke kanan-kiri sepanjang sungai," pungkasnya.
URL : https://jatimnow.com/baca-61137-petani-tulungagung-merogoh-kocek-demi-mengairi-sawah