Pixel Codejatimnow.com

51 Tahun Jejak Andal Bluebird Memberi Makna di Tiap Putaran Rodanya 

Editor : Redaksi  Reporter : Zaki Zubaidi
Armada Bluebird Holden Torana generasi 80-an sudah menggunakan AC. (Foto: bluebirdgroup.com)
Armada Bluebird Holden Torana generasi 80-an sudah menggunakan AC. (Foto: bluebirdgroup.com)

jatimnow.com - Waktu seolah melipat ketika kami melintas di Tol Juanda, Surabaya.  Dari atas jalan tol terlihat bianglala yang terdiam. Di sekitarnya hanya ada bangkai-bangkai wahana sisa kemegahan Surabaya Carnival.

Ya, kami sekeluarga punya kenangan saat destinasi wisata itu baru dibuka tahun 2014 lampau.

Dari ujung utara Surabaya, kami sekeluarga harus naik taksi berwarna biru muda, untuk menuju Surabaya Carnival yang berada di ujung selatan berbatasan dengan Sidoarjo. Kami berenam diangkut Bluebird yang melayani penuh ramah sehingga perjalan sekira 1 jam berlalu tanpa terasa.

“Eman ya,” celetuk Lina, istri saya saat menyaksikan sisa-sisa kemegahan Surabaya Carnival pada Rabu (6/9/2023).

Nyaris bersamaan, mobil sedan berwarna biru muda bergambar burung terbang menyalip kami.

“Taksi Bluebird saja masih bertahan meski digempur taksi-taksi online. Benar kan, dulu kita naik Bluebird saat ke sini,” imbuhnya, meyakinkan ingatan itu.

Ya, istri saya memang dulu pelanggan setia Bluebird, sebelum kami punya mobil sendiri. Dia hanya punya nomor telepon taksi Bluebird kala itu. Dan pilihan dia tidak keliru. Meski agak berhimpitan, kami masih merasa nyaman selama perjalanan dalam taksi Bluebird menuju Surabaya Carnival.  

Kenyamanan itulah yang terus dipertahankan Bluebird yang sudah ada sejak 1972 hingga saat ini. Bahkan, di tahun 1981 Bluebird dengan armada Holden Torana generasi 80-an sudah menggunakan AC untuk menambah kenyamanan pelanggannya.

Kenyamanan itu tak sekadar saat pelanggan berada di dalam armada Bluebird. Namun kemudahan pelanggan untuk mendapat layanan Bluebird, juga sebuah kenyamanan yang membuatnya bertahan sampai sekarang.

Strategi jitu membuat taksi yang didirikan Mutiara Siti Fatimah Djokosoetono itu mampu bertahan diantara gempuran jasa layanan taksi online. Armada-armada taksi lain bertumbangan, namun armada biru muda itu masih berseliweran di jalan.

Bersekutu dengan Online

Kemunculan taksi online pun membuat pemain lama harus memutar otak mencari celah cuan. Beberapa perusahaan taksi pun bertumbangan. Tapi tidak dengan Bluebird.

Dengan cerdik-cerdas PT Blue Bird Tbk menggandeng perusahaan penyedia transportasi online Go-Jek untuk meluncurkan Go-Bluebird di awal tahun 2017. Bidang transportasi offline tidak lantas ditinggalkan begitu saja. Namun Bluebird bermain di wilayah konvensional offline maupun online.

Direktur Utama PT Blue Bird Tbk, Andrianto Djokosoetono kala itu mengatakan, dalam kerja sama ini pihaknya ingin menambah pelayanan bagi pengguna jasa taksi. Go-Bluebird merupakan layanan yang terdapat dalam aplikasi Go-Jek.

Dengan Go-Bluebird, pengguna jasa dapat memesan taksi Bluebird tanpa harus memesan secara konvensional, seperti memesan di pinggir jalan. 

"Dengan adanya kehadiran dalam aplikasi Go-Jek menjadi satu kebanggaan resmi. Baru pertama kali ada perusahaan khusus mempunyai tittle di aplikasi," ujar Andrianto saat peluncuran Go-Bluebird di Hotel Borobudur Jakarta, 30 September 2017 lampau.

CEO Go-Jek kala itu, Nadiem Makarim menyambut baik sinerginya yang dijalani dengan Bluebird. Kerja sama tersebut memberikan keuntungan bagi masing-masing pihak. Dari sisi Go-Jek keuntungan yang didapat yakni, mendapatkan tambahan armada dari Bluebird, sedangkan Bluebird dapat akan mudah mendapatkan penumpang.

“Go-Bluebird adalah kelanjutan dari kerja sama antara kami dan Bluebird. Dengan adanya menu khusus ini, pengguna aplikasi Go-Jek memiliki pilihan tambahan berkendara dari layanan salah satu brand taksi kebanggaan Indonesia," katanya.

PT Blue Bird Tbk melanjutkan transformasi digitalnya demi memenuhi kebutuhan mobilitas pelanggan. Sebelum bersinergi dengan Go-Jek, Bluebird sesungguhnya telah memiliki aplikasi dengan nama MyBluebird sejak tahun 2011. Aplikasi terus dikembangkan dan diperbarui.

Di awal tahun 2023 Blue Bird meluncurkan pembaruan generasi keenam aplikasi MyBluebird. Versi terbaru ini akan menghadirkan lebih banyak kemudahan melalui berbagai macam pembaruan fitur yang mendukung kemudahan pemesanan, kemudahan pembayaran, dan berbagai solusi mobilitas yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.

Peluncuran aplikasi berbasis digital telah dilakukan oleh Bluebird pada tahun 2011 pada platform Blackberry. Hal ini menjadi cikal bakal aplikasi MyBluebird yang ditujukan untuk memudahkan reservasi taksi Bluebird dan Silverbird yang kini dapat diunduh pada berbagai ponsel pintar berbasis Android dan IOS.

Salah satu fitur unggulan pada aplikasi MyBluebird adalah Easy Ride yang menjadi pembeda sejak pertama kali diluncurkan secara resmi di sistem android dan IOS pada tahun 2016.

Hingga saat ini, Bluebird telah menyematkan fitur Internet of Things (IoT) yang terdapat pada layar monitor kecil di dalam armada Bluebird. Layar tersebut memiliki fungsi untuk penunjuk argometer, informasi armada, serta informasi pengemudi yang bertugas.

Layar tersebut juga digunakan pengemudi untuk memasukan biaya ekstra di dalam perjalanan jika terdapat biaya parkir atau jika pengguna melewati jalan tol yang menggunakan uang elektronik pengemudi Bluebird.

Pengguna juga dapat melihat secara langsung besaran biaya ekstra dan pengemudi akan meminta izin untuk memasukan biaya ekstra tersebut. Kini, layar tersebut juga dapat digunakan untuk melakukan transaksi melalui QRIS, di mana pengguna hanya tinggal meminta pengemudi untuk mengeluarkan QRIS dari layar IOT armada Bluebird dan Silverbird.

Armada Mobil Listrik

Baca juga:
Gagas dan Blue Bird Bersinergi Dorong Pemanfaatan BBG

Demi kenyamanan pelanggan dan ramah lingkungan, PT Blue Bird Tbk juga telah membeli 60 unit mobil listrik (electric vehicle/EV) baru sepanjang semester I 2023 ini. Langkah ini sejalan dengan upaya peremajaan armada kendaraannya untuk unit mobil konvensional hingga listrik 2023.

Tahun ini Bluebird menargetkan untuk meremajakan 6.000 kendaraan, baik untuk taksi, kargo, maupun mobil rental. Salah satu yang telah terbeli ialah 60 unit mobil listrik baru.

Jumlah ini memang masih cukup jauh dari target pembelian tahun ini yang mencapai 500 unit mobil listrik, serta di bawah alokasi budget yang disetujui dewan komisaris.  Sedangkan unit mobil listrik yang saat ini telah dioperasikan Bluebird ada sebanyak 190 unit, terdiri atas 140 unit di Jakarta, 30 unit di Bali, dan sisanya di kota-kota lain.

Selain itu, Bluebird juga telah membeli sebanyak 2.700 kendaraan yang terdiri dari armada taksi, kargo, dan lainnya. Demi memenuhi kebutuhan tersebut, Blue Bird juga telah meremajakan sekitar 1.500 hingga 1.600 armada yang dijual.

Proses peremajaan lewat penjualan unit lama biasa dilakukan dengan menyasar mobil-mobil berumur 5 tahun ke atas. Hal ini sebagai upaya perusahaan untuk berkomitmen menjaga standar kualitas armada kendaraannya.

Komitmen Jaga kenyamanan

Chief Marketing Officer PT Blue Bird Tbk, Mediko Azwar menyatakan bagaimana pentingnya standarisasi operasional untuk memastikan bahwa pelanggan dapat berkendara dengan aman dan nyaman.

Bluebird berupaya mengingatkan kembali bagaimana standarisasi layanan melalui kampanye Standar Nyaman Indonesia (SNI), yang lahir dari filosofi layanan Bluebird yaitu Andal (Aman, Nyaman, Mudah dan Personalised).

SNI merupakan peningkatan dari komitmen Andal agar tetap relevan dengan perkembangan zaman. Untuk tetap menjadi transportasi yang terpercaya di Indonesia, Bluebird bukan saja harus bisa beradaptasi dan terus berinovasi, namun juga harus terus konsisten dalam menjaga standar terbaik untuk kemudahan, kenyamanan dan keamanan pelanggan.

“Dengan SNI sebagai tolak ukur, Bluebird bisa menjaga standar kendaraan, pengemudi, dan sistem terintegrasi yang memberikan pengalaman terbaik bagi pelanggan, agar mereka bisa merasa aman, nyaman, dan mudah dalam mobilitasnya,” kata Mediko.

Lebih lanjut Mediko menjelaskan bahwa Bluebird memiliki tiga pilar utama untuk mendukung kenyamanan bermobilitas, yaitu armada, pengemudi yang profesional dan kemudahan aksesibilitas.

“Melalui standar armada, kami memastikan bahwa perawatan armada dilakukan secara rutin dengan sistem terukur, pastinya layak jalan, benar-benar bersih, agar penumpang bisa menikmati perjalanan dengan nyaman.,” ujarnya.

Selain itu, lanjut Mediko, kunci kenyamanan penumpang juga ada pada standar pengemudi yang profesional. Ini hanya bisa diwujudkan dengan seleksi ketat dan terstandar. Bluebird memiliki sistem seleksi terstandar dalam merekrut pengemudinya dan pelatihan rutin demi menjaga standar layanan pada penumpang.

Baca juga:
Bluebird Serahkan 5.000 Bibit Mangrove ke Pemkot Surabaya

Guna menjaga relevansi dengan kebutuhan masyarakat, Bluebird juga telah menerapkan sistem yang terintegrasi dengan aksesibilitas dalam metode pemesanan, pembayaran dan akses layanan konsumen.

Layanan order melalui telepon dan WhatsApp masih disediakan Bluebird, selain aplikasi MyBluebird yang kini telah hadir dengan versi terbarunya, bahkan bisa juga menggunakan aplikasi mitra Bluebird.

“Sistem terintegrasi yang dihadirkan Bluebird merupakan wujud menghadirkan kemudahan layanan,” tambah Mediko.

Bluebird Run & Ride

Bluebird tak hanya peduli pada kenyamanan pelanggan, namun masyarakat umum juga menjadi perhatian. Masyarakat akan merasa nyaman hidupnya, salah satu penunjangnya adalah lingkungan yang bersih nan sehat.

Realisasi konkret dari hal ini adalah pelaksanaan Bluebird Run & Ride.  Setiap kilometer yang ditempuh turut  berarti dalam mendukung perbaikan kondisi lingkungan dan sosial.

Pada tahun 2023 ini Bluebird menggandeng komunitas Rethink Plastic, guna melanjutkan inisiatif reuse, reduce and recycle (3R) sekaligus mendukung keberlanjutan ekonomi biru di wilayah pesisir Lombok Timur.

Kolaborasi ini sejalan dengan upaya pemerintah Indonesia yang telah menetapkan sasaran untuk sektor ekonomi biru, termasuk meningkatkan kontribusi terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) menjadi 5 pesen pada 2045, menciptakan 10 juta lapangan kerja, mengurangi polusi laut sebanyak 50 persen pada 2045, dan melindungi 30 persen perairan pada 2030.

Langkah tersebut dilakukan melalui pengembangan peta jalan ekonomi biru, investasi dalam riset kelautan, dukungan pada perikanan berkelanjutan, penguatan komunitas pesisir, dan pengembangan pariwisata bahari.

Guna mendukung upaya tersebut, Bluebird mengkonversi setiap kilometer yang ditempuh oleh lebih dari 5.000 partisipan Bluebird Run & Ride untuk menjadi donasi berupa alat pengering kepada petani rumput laut binaan komunitas Rethink Plastic sekaligus pemasok bahan baku alternatif substitusi plastik.

Kolaborasi ini sejalan dengan komitmen visi keberlanjutan perusahaan pada pilar BlueSky dan BlueLife.

"Bluebird berkomitmen untuk melakukan langkah kolaboratif yang mendorong terciptanya lingkungan yang lebih baik sejalan dengan komitmen BlueSky dan BlueLife. Kami turut berterima kasih atas setiap kilometer yang ditempuh oleh lebih dari 5.000 partisipan Bluebird Run & Ride untuk mendukung perkembangan dan keberlanjutan ekonomi biru di wilayah pesisir Lombok Timur,” papar Direktur Utama PT Blue Bird Tbk, Andrianto Djokosoetono.