jatimnow.com - Minuman susu, telur, madu, jahe (STMJ) merupakan minuman kesehatan yang membantu memulihkan stamina dan menyehatkan badan.
Wahyu Eko Yulianto (33), seorang aktivis penggerak pada komunitas Kabut Malam Desa Banjarkemantren Kecamatan Buduran mendirikan usaha mikro kecil menengah (UMKM) STMJ Juang 18 dengan sebuah pemikiran filosofis.
"Dinamakan STMJ Juang 18, karena berdiri sejak 2018. Selain itu, karena di Sidoarjo ada 18 Kecamatan, kata Juang sebagai upaya perjuangan, dibarengi dengan nilai kejujuran yang tidak expired, untuk diingat dan dilakukan di setiap waktunya," tutur Wahyu Eko menyampaikan sebuah filosofi dibalik nama usaha STMJ yang dimiliki.
Sebelumnya, dirinya adalah supervisor di sebuah rumah makan, yang kemudian berubah haluan karena ingin berdikari untuk buka lapangan kerja bagi warga sekitar.
"Akhirnya saya resign, dan fokus di usaha STMJ ini," ungkapnya, Sabtu malam (16/9/2023).
Wahyu meracik STMJ buatannya dengan resep warisan keluarga turun menurun, yang kemudian ia modifikasi.
"Awalnya dari resep keluarga, dengan pengembangan modifikasi saya sendiri. Jahe, sereh juga rempah lainnya sebelumnya dikepruk. Tapi karena bagi saya gak tahan lama, pengaruh daya beli konsumsi konsumen yang tinggi juga, akhirnya saya coba eksperimen membuat serbuk jahe rempah yang lebih tahan lama dan bisa dijual tersendiri," jelasnya.
Sebagai pelopor usaha ekonomi kreatif Banjarkemantren melalui STMJ Juang 18 yang dirintisnya, Wahyu membudidayakan jahe dan rempah lainnya dengan menanam sendiri dan menjadikan inspirasi bagi warga lainnya.
Baca juga:
Bazar Kuliner Kampoeng Cungking Banyuwangi Angkat Hidangan Tradisional
"Membuat kebun jahe kolektif di Banjar kemantren, seperti tanam jahe, temulawak, kencur dan sejenisnya. Alhamdulillah warga juga ikut menanam. Tidak itu aja, tapi juga buat pupuknya, terima pesanan dan dipasarkan sendiri juga," jelasnya.
STMJ Juang 18 milik Wahyu memiliki ciri khas tersendiri dibanding STMJ yang dijual khalayak lainnya. Selain menggunakan serbuk jahe resep rahasia buatannya, ia juga menambahkan campuran berbagai macam rempah seperi lada hitam, jinten hitam, kapulaga dan sejenisnya.
Wahyu bersyukur banyak peminat STMJ Juang 18 buatannya ini.
"Alhamdulillah sudah ada pelanggan, mulai dari Protokoler Bupati, atlet olahraga, sampai masyarakat yang beli dibawa ke Hongkong, " ujarnya.
Hal itu juga diungkapkan salah satu pelanggannya, Bambang (50) warga asli Candi Sidoarjo.
Baca juga:
Cara Memasak Ikan Kakap Merah Panggang
"STMJ-nya beda, seminggu ini sudah lima kali ke sini. Enak, berempah daripada lainnya. Seger di badan, fresh, rasanya khas," terangnya.
Berbagai macam varian STMJ Juang 18 dapat ditemui di daerah Kemiri Sidoarjo, pada jam 5-9 pagi, dan pukul 18.00 hingga jelang tengah malam. Varian menunya juga banyak antara lain STMJ komplit dengan harga Rp30 ribu, STMJ sehat pria Rp25 ribu, STMJ telur bebek Rp14 ribu, STMJ telur ayam Rp12 ribu, jahe susu Rp10 ribu, jahe hangat Rp8 ribu dan susu hangat Rp8 ribu.
Dengan dibantu 3 orang adiknya, Wahyu berharap semangat juangnya dapat memotivasi warga Sidoarjo dan sekitarnya.
"Pesan saya kepada para pemuda agar selalu semangat berjuang, tidak mudah putus asa, berdikari sendiri. Selain itu karena bagian filosofis STMJ Juang 18 mempunyai makna 18 Kecamatan Sidoarjo, jadi harapan saya bisa buka cabang di setiap kecamatan di Sidoarjo untuk membantu mengurangi pengangguran," tutupnya.