Pixel Codejatimnow.com

Biaya Pengobatan Balita Tercebur Kuah Panas Ditanggung Dinsos P3A Ponorogo

Editor : Endang Pergiwati  Reporter : Ahmad Fauzani
Kantor Dinsos P3A Ponorogo (Ahmad Fauzani/jatimnow.com)
Kantor Dinsos P3A Ponorogo (Ahmad Fauzani/jatimnow.com)

jatimnow.com - Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Ponorogo menyatakan bahwa biaya pengobatan Ramadani Pelangi Qurani, balita yang tercebur ke dalam panci berisi kuah panas akan ditanggung oleh pemerintah.

Kepala Dinsos P3A Ponorogo, Supriyadi, menjelaskan bahwa keluarga Ramadani tidak mampu dan tidak memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS).

“Memang tidak ada KIS. Seluruh keluarganya, bukan cuma korban saja,” ujarnya, Kamis (21/9/1023).

Oleh karena itu, semua biaya pengobatan akan ditanggung oleh pemerintah melalui program Pembiayaan Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin (Biakes Maskin).

Supriyadi menyatakan bahwa keperluan administrasi untuk Biakes Maskin sudah selesai pada Selasa (19/9/2023), sehingga biaya pengobatan adik Ramadani telah dijamin oleh pemerintah dan tidak akan membebani keluarga.

“Pemerintah hadir. Semua biaya di rumah sakit ditanggung pemerintah melalui Biakes Maskin,” kata Supriyadi kepada jatimnow.com

Baca juga:
Usai jalani 4 Kali Operasi, Bocah Tercebur Kuah Panas di Ponorogo Meninggal Dunia

Saat ini, Dinsos P3A Ponorogo sedang berupaya untuk memproses KIS bagi seluruh keluarga Ramadani. Mereka berharap bahwa pada tanggal 1 Oktober, KIS sudah dapat diberikan kepada keluarga tersebut.

Ramadani telah dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Sutomo Surabaya setelah mendapatkan perawatan awal di RSUD dr. Harjono Ponorogo dan RSUD dr. Sudono Madiun.

“Dinsos P3A Ponorogo akan mendampingi keluarga Ramadani hingga proses pengobatan selesai,” beber mantan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Ponorogo.

Baca juga:
3 Balita di Ponorogo Terkena Air Panas, Orang Tua Abai?

Supriyadi juga mengingatkan masyarakat untuk lebih berhati-hati, terutama terhadap balita, agar kejadian seperti ini tidak terulang. Ia mencatat bahwa kecelakaan serupa terjadi sebanyak tiga kali selama ia menjabat sebagai Kepala Dinsos P3A Ponorogo.

“Saya berharap agar semua orang lebih waspada. Selama saya jadi kepala Dinsos P3A Ponorogo sudah 3 kali,” pungkasnya.