Pixel Codejatimnow.com

128 Siswa SDN Lerpak 1 Bangkalan Terlantar, Tanah Hibah Gedung Sekolah Disoal

Editor : Endang Pergiwati  Reporter : Fathor Rahman
Siswa sekolah di balai desa dengan menggunakan tikar. (Foto: Fathor Rahman/jatimnow.com)
Siswa sekolah di balai desa dengan menggunakan tikar. (Foto: Fathor Rahman/jatimnow.com)

 

jatimnow.com - Tanah hibah yang digunakan oleh SDN Lerpak 1 Kecamatan Geger, Bangkalan, disoal. Akibatnya, 128 siswa harus keluar dan melakukan proses belajar mengajar di luar sekolah.

Tokoh pemuda setempat, Ahmad Annur mengatakan, tanah itu sebelumnya milik orangtua mantan kepala desa setempat. Tanah diserahkan sebagai hibah dan dibangun gedung sekolah.

"Dulu sebelum dibangun, tanahnya ini dihibahkan oleh orangtua mantan kades untuk dibangun sekolah. Karena beliau ingin ada sekolah di sebelah rumahnya," ujarnya, Kamis (21/9/2023).

Setelah hibah tersebut disepakati, sekitar tahun 2002 sekolah itu dibangun. Gedung sekolah tersebut berdiri tanpa sertifikat yang jelas karena tanah berstatus hibah.

"Lalu pada tahun 2022 terdapat instruksi agar seluruh daerah segera membuat sertifikat untuk aset-aset daerah, termasuk sekolah," tambahnya.

Baca juga:
Guru SD di Surabaya Digembleng Cara Dampingi Siswa Inklusi

Setelah instruksi tersebut muncul, pihak sekolah bersama Dinas Pendidikan berencana melakukan pengukuran ulang untuk pengajuan sertifikat.

"Mengetahui rencana tersebut, mantan kades ini memanggil kepala sekolah dan meminta agar proses belajar mengajar dihentikan selama seminggu,"jelasnya.

Dalam waktu seminggu tersebut, pihak sekolah, Disdik dan Muspika setempat melakukan musyawarah bersama mantan kades tersebut. Namun, 10 hari berlalu tak kunjung ditemukan solusi.

Baca juga:
Dinas Pendidikan Kota Batu Gelontor Rp13 Miliar untuk Bosda 2024

"Jadi mantan kades ini keberatan untuk memberikan tanah tersebut. Sehingga sejak Senin kemarin, siswa yang masuk dipindah sekolah di balai desa dengan menggunakan tikar," imbuhnya.

Ia menyebutkan, ia dan masyarakat sekitar berencana mendirikan bangunan sementara di tanah desa untuk digunakan sebagai tempat belajar mengajar.

"Ya, sambil nunggu keputusan dari Disdik, kami akan secara swadaya membuat bangunan sementara supaya anak-anak bisa tetap sekolah," pungkasnya.