Pixel Code jatimnow.com

Begini Kisah Dokter IGD RSUD dr Harjono Ponorogo Tangani Anak Tercebur Kuah Panas

Editor : Endang Pergiwati   Reporter : Ahmad Fauzani
Balita Ramadani Pelangi Qurani (3,5) (Foto: Ahmad Fauzani/jatimnow.com)
Balita Ramadani Pelangi Qurani (3,5) (Foto: Ahmad Fauzani/jatimnow.com)

jatimnow.com - Balita Ramadani Pelangi Qurani (3,5), yang mengalami kecelakaan saat tercebur ke dalam panci berisi kuah sayur panas di Ponorogo, masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Sutomo Surabaya.

Balita ini dirujuk ke RSUD dr. Sutomo, setelah RSUD dr. Harjono di Ponorogo tidak mampu menangani luka bakarnya yang parah.

Menurut dokter yang merawatnya di RSUD dr. Harjono Ponorogo, dr. Sri Harnani, Ramadani tiba di IGD RSUD dr. Harjono pada Minggu (17/9/2023) pagi dengan luka bakar yang luas.

“Luka tersebut meliputi punggung, perut depan, hingga kaki,” ujar dokter jaga IGD RSUD dr Harjono Ponorogo, dr Sri Harnani, Jumat (22/9/2023) pagi.

Dia menjelaskan sebagai dokter IGD, dia melakukan penanganan gawat darurat untuk mencegah dehidrasi, yang sering terjadi pada pasien dengan luka bakar.

“Bahwa awalnya luka tersebut mencakup sekitar 37,5 hingga 40 persen tubuh Ramadani, meskipun perhitungan akuratnya mungkin berbeda,” katanya.

Baca juga:
5 Fakta Kebakaran Gudang Tiner di Kalianak Surabaya

Setelah penanganan gawat darurat, dia melakukan konsultasi ke dokter spesialis bedah RSUD dr Harjono. Oleh dokter spesialis bedah, dirujuk ke spesialis bedah plastik.

“Karena RSUD dr. Harjono tidak memiliki dokter spesialis bedah plastik,” urainya kepada jatimnow.com.

Saat ini, kondisi Ramadani masih dalam perawatan di RSUD dr. Sutomo Surabaya, dan detail lebih lanjut tentang perawatan selanjutnya tidak dapat dikonfirmasi oleh dokter di RSUD dr. Harjono.

Baca juga:
Belasan Kendaraan Hangus Terbakar di Gudang Tiner Kalianak Surabaya

Sebelumnya, Ramadani Pelangi Qurani, yang berusia 3,5 tahun, mengalami kecelakaan tragis ketika tercebur ke dalam panci berisi kuah sayur panas. Luka bakarnya mencapai sekitar 50 persen tubuh, terutama bagian bawah tubuhnya.

Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Ponorogo Supriyadi telah menyatakan bahwa biaya rumah sakit untuk Ramadani ditanggung oleh pemerintah, karena keluarganya tidak mampu dan tidak memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS).