Pixel Codejatimnow.com

Cerita Minto asal Tulungagung Tembus Pasar Internasional Lewat Ikan Mas Koki

Editor : Endang Pergiwati  Reporter : Bramanta Pamungkas
Minto di depan akuarium ikan mas koki miliknya. (Foto: Bramanta Pamungkas/jatimnow.com)
Minto di depan akuarium ikan mas koki miliknya. (Foto: Bramanta Pamungkas/jatimnow.com)

jatimnow.com - Minto (46),warga Desa Wajak Lor, Kecamatan Boyolangu, Tulungagung, sukses membudidayakan ikan mas koki. Bahkan kini hasil budidayanya sudah tembus ke pasar mancanegara.

Ikan Mas Koki sendiri menjadi ikon di Tulungagung. Sejak tahun lalu, sejumlah peternak telah mengekspor ikan tersebut ke beberapa negara.

Sejak 1986, Minto telah memutuskan meneruskan budidaya ikan koki milik ayahnya. Jatuh bangun dalam bisnis ini sudah dirasakan olehnya.

Bahkan pada 2008, Minto pernah mengalami kerugian hingga ratusan juta. Kerugian itu dialami karena ikan miliknya tidak dibayar oleh pembeli.

"Pernah rugi banyak saya. Dulu ada orang minta kirim ikan koki. Setalah saya kirim, ternyata saat ditagih, orang itu tidak mau membayar," ujarnya, Minggu (24/09/2023)

Dari pengalamannya ini, akhirnya budidaya ikan mas koki miliknya membuahkan hasil. Saat ini pasokan ikan mas koki miliknya sudah masuk ke semua daerah di Indonesia. Bahkan sudah tembus ke pasar eksportir.

Baca juga:
Budi Daya Ikan jadi Solusi Pj Wali Kota Malang Tangani 3 Masalah Ini

"Kalau ekspor, ikan koki disini sudah masuk ke Australia, Inggris dan Jepang. Kini mau coba masuk ke Afrika dan Kanada," jelasnya.

Ada empat jenis ikan mas koki yang dibudidayakan oleh Minto. Diantaranya jenis riyukin, rancu, oranda dan demekin. Rata-rata tiap bulan Minto dapat mengirim ikan mas koki mencapai 40.000 ekor.

"Kami jual dengan usia yang berbeda. Koki dua bulan kami jual dengan harga Rp 1.500 per ekor. Untuk usia koki empat bulan kami jual Rp 10.000 per ekor," paparnya.

Baca juga:
Cak Imin Kampanye di Tulungagung Janji Slepet Importir Pangan Asing

Dibandingkan dengan jenis ikan hias lainya, ikan yang memiliki nama latin Carassius auratus ini tergolong mudah dalam perawatannya. Namun pada saat pancaroba seringkali petani mengalami banyak kematian pada ikan koki.

"Ketika pancaroba banyak ikan koki yang mati karena sakit. Dan saat ini obatnya juga belum ada. Antisipasi yang dilakukan adalah menurunkan debit air dan mengurangi makan," pungkasnya.