Pixel Codejatimnow.com

Ketika Laju Kereta Separuh Kecepatan Pesawat Terbang

Editor : Redaksi  
I Gede Alfian Septamiarsa, S.Sos, M.I.Kom.
I Gede Alfian Septamiarsa, S.Sos, M.I.Kom.

jatimnow.com - Kereta Api itu dianggap sebagai transportasi yang simpel, dan sangat nyaman. Kereta api juga merupakan salah satu jenis transportasi yang paling umum digunakan untuk bepergian jarak jauh.

Dengan melakukan perjalanan menggunakan kereta api, penumpang akan disuguhkan dengan pemandangan indah yang memukau. 

Melansir situs resmi Kementerian Perhubungan, Indonesia adalah negara kedua di Asia, setelah India, yang mempunyai jaringan kereta api tertua. Sementara, China dan Jepang baru menyusul kemudian.

Pengembangannya luar biasa. Kejayaan Kereta Api tak lepas dari perubahan yang dilakukan Ignasius Jonan ketika menjadi Direktur Utama PT. Kereta Api Indonesia. Mantan Menteri Perhubungan itu mengubah wajah perkeretaapian di Indonesia secara menyeluruh.

Manajemen kepegawaian dan pelayanan yang ditata secara apik. Stasiun yang dulunya kumuh berubah selayaknya Bandara. Stasiun menjadi tempat yang nyaman untuk menunggu jam keberangkatan penumpang.

Jadwal keberangkatan juga on time. Reservasi tiket bisa dilakukan secara online dan mendapat kepastian tempat duduk. Tidak ada asap rokok lagi di gerbong kereta. Tidak ada bau menyengat yang bersumber dari toilet gerbong. Bahkan biasanya ada yang berjualan di kereta api ketika memasuki stasiun tertentu, kini tak ada lagi. Sungguh perubahan yang luar biasa.

Impact dari perubahan itu meningkatkan load factor setiap perjalanan. Fenomena ini menjadi portofolio yang kemudian ditindaklanjuti pemerintah dalam mengembangkan transportasi tersebut.

Ini sejalan dengan tema Peringatan Hari Kereta Api Nasional Tahun 2023 yaitu “Dengan Semangat Bersatu Menuju KAI Baru Untuk Indonesia Maju”.

Yang baru saja diujicoba adalah kereta api cepat. Teknologi canggih mampu melajukan kereta dengan kecepatan 350 kilo meter per jam. Laju tersebut adalah separo dari kecepatan pesawat yang rata-rata 700 kilometer per jam.

Setelah sebelumnya Mass Rapit Transit (MRT) dan Light Rail Transit (LRT) telah berfungsi sebagai transportasi massal di Jakarta. Hal ini menjadikan tren menggunakan kereta api di Jakarta semakin meningkat, banyak orang yang malas terjebak macet. Sementara kereta api kini lebih cepat dan nyaman.

Baca juga:
5.139 Penumpang Turun di Stasiun Malang pada H+5 Lebaran 2024

Ternyata kini sudah kereta api yang memiliki jalur terpanjang di dunia hingga mencapai 9.250 kilometer. Trans-Siberian Express merupakan rute kereta api terpanjang di dunia yang berada di Rusia dan akan memakan waktu perjalanan sekitar enam hari. Perjalanan dimulai dari Moskow ke Vladivostok dengan menempuh jarak sekitar 9.250 kilometer.

Ini masih awal. Bisa jadi, satu dekade ke depan laju kereta bisa menyamai kecepatan pesawat. Artinya, transportasi kereta api mampu menggantikan pesawat dilihat dari aspek kecepatannya.

Bahkan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dalam Rapat Terbatas terkait Integrasi Moda Transportasi Publik di Istana Merdeka meminta agar MRT, LRT dan kereta cepat terintegrasi transportasi massal, serta memerintahkan agar sistem pembayaran juga terintegrasi.

Meski begitu, tetap ada tantangan yang harus dihadapi. Yakni infrastruktur. Pengembangan infrastruktur membutuhkan lahan. PT KAI dan pemerintah akan berhadapan dengan masyarakat.

Pro dan kontra tentang pengembangan layanan kereta api cepat pasti muncul. Sebagai contoh pengembangan jalur double track bagian selatan Jawa. Dimana jalur ini membutuhkan pembebasan lahan dalam pembangunannya.

Baca juga:
Pantauan Arus Balik Lebaran di Stasiun Wilayah Daop 7 Madiun

Tantangan bukanlah hambatan, Tapi bagian dari proses yang harus dilewati. Pro dan kontra juga tidak bisa dihindari, tapi bisa diminimalisir. PT KAI tentu memiliki segudang strategi untuk menanganinya.

Yang jelas, perwajahan layanan kereta ada satu dekade ke belakang sudah berbeda jauh. Bukan lagi setahap, tapi bertahap-tahap lebih maju. PT KAI bukan melangkah, tapi melompat.

Secara psikologis, masyarakat publik masih merasakan dampak dari perubahan itu. Nilai lebih yang dirasakan akan menjadi tools dalam meminimalisir pro dan kontra tersebut. Komitmen perubahan harus diwujudkan berupa produk layanan yang nyaman dan aman.

Penulis : I Gede Alfian Septamiarsa, S.Sos, M.I.Kom. (Pranata Humas Ahli Muda Biro Administrasi Pimpinan Setda Prov. Jatim)