Pixel Codejatimnow.com

Curhatan Emak-emak di Dusun Pologunting Sidoarjo: Air Sumur Hitam dan Berbau!

Editor : Endang Pergiwati  Reporter : Ahaddiini HM
Siti Isroriyah saat menunjukan kondisi air sumur di Dusun Pologunting Desa Gempolsari Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo. (Foto: Ahaddiini HM/jatimnow.com)
Siti Isroriyah saat menunjukan kondisi air sumur di Dusun Pologunting Desa Gempolsari Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo. (Foto: Ahaddiini HM/jatimnow.com)

jatimnow.com - Kemarau membawa kisah tersendiri dari pengalaman para emak di Dusun Pologunting, Desa Gempolsari Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo.

Salah satunya, Hj. Aizzatin (63), seorang ibu rumah tangga yang menyampaikan kisahnya untuk berhemat air karena air sumur yang hitam dan berbau sehingga tidak layak dikonsumsi. Ia pun terpaksa merogoh kocek lebih dalam setiap harinya untuk membeli air bersih.

"Air buat masak beli, biasanya beli 6 tor Rp15 ribu untuk 10 hari, dihemat untuk masak dan konsumsi, karena sumur bau, warnanya juga hitam. Kalau misal cuci baju yang putih harus pakai air yang beli, yang bersih, semuanya disini beli untuk air bersihnya," ungkapnya, Jum'at (6/10/2023).

Ia menyampaikan agar pemerintah setempat dapat mendatangkan pasokan air bersih sesering mungkin.

"2 kali saya gak dapat air, soalnya gak merata pembagiannya, meski ya gak ada batasan untuk ambilnya, terserah kita mau ambil berapa," jelasnya.

Sementara itu, Siti Isroriyah (40) pelaku UMKM pemilik warung es dan kopi menyampaikan cerita mengenai usaha es dan kopi miliknyadi musim kemarau ini.

"Karena kemarau, alhamdulillah banyak yang beli es. Ada peningkatan sedikit, biasanya 1 galon habis dalam waktu 3 hari, musim kemarau ini, 1 galon habis dalam waktu 2 hari, pernah 1 galon 1 hari kadang lebih 1 galon untuk 1 hari," tuturnya.

Di sisi lain, Siti juga mengeluhkan air sumur yang hitam dan bau, tidak dapat dikonsumsi, sehingga harus membeli air bersih setiap kali dibutuhkan.

"Pemerintah harusnya lebih kasih perhatian di musim kemarau gini, karena air dibutuhkan untuk usaha dan keluarga, butuh banyak air untuk jualan es dan kopi," harap Siti.

Namun mau tidak mau dirinya harus menyisihkan uang untuk membeli air bersih.

Baca juga:
Warga Dusun Sukun Ponorogo Jalan Kaki Susuri Hutan demi Air Keruh

"Apalagi kalau musim kemarau gini. Udah air sebelumnya hitam, bau, pliket (lengket), ditambah lagi harus beli air setiap butuh, niku griyo kulo nemen kotornya (itu, rumah saya terlalu kotornya)," terangnya.

Curhatan para ibu Dusun Pologunting Desa Gempolsari Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo dibenarkan oleh Wakil Ketua RT setempat, Affan Blontang (45).

"Disini ada 16 RT, sumur semua. Air sumurnya kotor semua, kuning sampai ada yang hitam dan bau," ungkapnya.

Affan melanjutkan penjelasan bahwa kondisi air yang kotor terpaksa digunakan untuk mencuci baju dan mandi, sedangkan untuk air konsumsi harus membeli setiap dibutuhkan.

"Warnanya kuning sampai hitam gak layak sebenarnya buat badan, apalagi buat minum. Mungkin terpaksa kalau dibuat mandi masih bisa, tapi konsumsi gak bisa, " ungkapnya.

Baca juga:
Kekeringan di Ponorogo, BPBD: di luar Prediksi, Desa Krebet juga Terdampak

Sebagai ungkapan perwakilan suara warga, Affan menyayangkan pembagian air bersih yang tidak merata, karena setiap kali agenda pendistribusian air, tidak ada pemberitahuan terlebih dahulu.

"Dari pemerintah gak ada konfirmasi, selalu dadakan, gak ada pemberitahuan. Udah 2 kali, malah gak sampai di RT sini. Pembagian belum rata, pasokan air bersih beli sendiri torr-torran. Dulu tiap RT dikasih tandon, ada airnya, sekarang yang kirim wes koyok wegah (seperti enggan)," terangnya.

Adanya peristiwa ini, Affan berharap ke depannya pendistribusian air dapat merata di setiap RT Desa Gempolsari dengan dilakukannya pemberitahuan terlebih dahulu, sebelum didistribusikan.

"Yang penting kasih tahu, woro-woro sebelumnya, biar warga siap-siap, bukan yang tiba-tiba ujug-ujug ada truck air, akibatnya pembagian air tidak rata," tutupnya.