Pixel Codejatimnow.com

Harga Jual Tembakau di Lamongan Meroket pada Masa Akhir Panen

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Misbahul Munir
Tembakau milik petani Lamongan yang terlihat subur dan tumbuh optimal. (Foto: Humas Pemkab Lamongan for jatimnow.com)
Tembakau milik petani Lamongan yang terlihat subur dan tumbuh optimal. (Foto: Humas Pemkab Lamongan for jatimnow.com)

jatimnow.com - Cuaca panas menjadi berkah tersendiri bagi para petani tembakau di Kabupaten Lamongan. Sebab, pertumbuhan tembakau dinilai optimal sehingga harga jualnnya meroket.

Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DKPP) Lamongan, Moh. Wahyudi menyampaikan harga jual tembakau di Kota Soto meroket diharga Rp51 ribu sampai Rp54 ribu.

"Syukur, petani tembakau kita mengalami kenaikan harga saat panen, saat ini harga tembakau capai 50 ribu sampai dengan 54 ribu. Dan harga tersebut bersifat merata di seluruh wilayah Lamongan," tutur Wahyudi, Rabu (11/10/2023).

Wahyudi mengakatakan bahwa bulan Oktober ini merupakan masa akhir panen tembakau untuk semua varietas yang ada di Lamongan meliputi varietas Jawa Manilo, Jawa Jinten, dan Virginia.

Baca juga:
Disbun Jatim Fokus Kembangkan Inovasi Tingkatkan Produksi Komoditi Perkebunan di 2024

"Saat ini sudah pada tahap panen daun pucuk, namun hal tersebut tidak mempengaruhi tingginya harga tembakau," katanya.

Selain harga jual yang tergolong tinggi, luas tanam tembakau juga terus bertambah. Terhitung hingga Juli lalu terdapat 7.490 hektare tembakau, dan data terakhir menunjukkan angka 8.337 hektare tembakau di Kabupaten Lamongan.

Baca juga:
Petani di Tulungagung Sepakat Tolak Pasal Pertembakauan RPP Kesehatan

"Selain harga jual yang tinggi, tahun ini juga mengalami peningkatan luas tanam tembakau Lamongan meningkat 50%, jika dibandingkan tahun 2022," ungkap Wahyudi.

Wahyudi mengatakan tingginya nilai jual tembakau tentu akan berdampak pada meningkatnya kesejahteraan petani tembakau, terutama di 8 kecamatan yang menjadi daerah penghasil tembakau terbanyak di Kota Soto yaitu Kecamatan Ngimbang, Mantup, Sambeng, Sukorame, Bluluk, Modo, Kedungpring, dan Sugio.