jatimnow.com - Harga cabai di Kabupaten Ponorogo telah mengalami peningkatan drastis, mencapai Rp70 ribu per kilogram di Pasar Legi Ponorogo.
Namun, sayangnya, kenaikan harga cabai ini tidak menguntungkan para petani di daerah tersebut.
Sebaliknya, mereka mengalami gagal panen karena cuaca ekstrem dan serangan jamur. Jatimnow.com melakukan penelusuran ke Desa Ronosentanan, Kecamatan Siman, Kabupaten Ponorogo, yang dikenal sebagai sentra petani cabai.
Di sana, 41 hektar lahan ditanami dengan cabai rawit jenis ori, tetapi saat ini cabai tersebut mengalami kerusakan yang signifikan.
Petani-petani setempat tidak datang ke lahan untuk memanen, melainkan untuk mencabuti tanaman cabai yang seharusnya sudah siap panen.
Karyono, seorang petani cabai rawit di Desa Ronosentanan, mengungkapkan bahwa usia cabainya sekitar 4 bulan, dan seharusnya saat ini merupakan waktu panen.
“Namun, cabai saya rontok dan mati. Ini kesini ndak panen lo. Mencabuti yang memang mati ini,” ujar Karyono, Jumat (3/11/2023).
Karyono menjelaskan bahwa cuaca ekstrem yang sangat panas dapat menjadi salah satu penyebabnya, dan mungkin juga ada serangan jamur.
Baca juga:
Segini Harga Cabai di Sumenep Saat Ini, Turun dari Rp125 Ribu per Kg
“Yang jelas panas cuacanya, bisa dirasakan sendiri, juga sepertinya ada jamur,” kata Karyono di lokasi,
Hal ini menyebabkan kerugian yang signifikan bagi petani, meskipun harga cabai di pasaran sangat tinggi.
Rohimul Sofyan, petani lainnya, juga mengakui bahwa faktor gagal panen disebabkan oleh cuaca yang terlalu panas dan serangan jamur.
“Sebelumnya, kami para petani biasanya bisa memanen 70 hingga 90 kilogram cabai dalam 5 hari untuk 1 kotak lahan,” terangnya.
Baca juga:
Harga Cabai di Ponorogo juga Melonjak Rp100 Ribu, Efek Cuaca?
Namun, sekarang mereka hanya bisa memanen 1 kilogram atau bahkan ada yang sama sekali tidak bisa memanen.
“Situasi ini telah memaksa sebagian petani untuk beralih ke tanaman lain seperti jagung atau kacang panjang.,” pungkasnya.
Meskipun harga cabai tinggi di pasaran, para petani cabai di Ponorogo menghadapi tantangan serius akibat cuaca yang ekstrem dan serangan jamur, yang mengakibatkan gagal panen dan kerugian finansial yang signifikan.