Pixel Codejatimnow.com

DPUPRPKP Kota Malang Kebut 34 Proyek Drainase untuk Antisipasi Banjir

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Gerhana
Kondisi genangan air di salah satu jalan di Kota Malang. (Foto: Gerhana/jatimnow.com)
Kondisi genangan air di salah satu jalan di Kota Malang. (Foto: Gerhana/jatimnow.com)

jatimnow.com - Memasuki musim hujan, beberapa ruas jalan di Kota Malang, Jawa Timur terpantau kerap terjadi banjir. Beberapa ruas jalan tersebut yakni Jalan Soekarno Hatta, Jalan Kedawung, Jalan Bareng dan Jalan Ciliwung.

Rata-rata ketinggian air saat hujan deras dari sekitar 15 sentimeter hingga mencapai diatas roda mobil.

Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan Kawasan Pemukiman (DPUPRPKP) Kota Malang saat ini tengah mengebut penyelesaian proyek drainase yang menjadi prioritas. Hal itu untuk meminimalisasi genangan air yang ada.

Kepala DPUPRPKP Kota Malang, Dandung Djulharjanto menyampaikan, penanganan drainase apabila ada yang bermasalah menjadi prioritas pihaknya saat musim hujan. Sehingga, kegiatan masyarakat diharapkan dapat lancar.

Sebab, permasalahan drainase yang tidak lancar bisa mengakibatkan adanya genangan air hingga banjir.

"Penanganan drainase menjadi prioritas, agar kegiatan masyarakat seperti perekonomian supaya bisa tetap berjalan dengan baik," kata Dandung pada Rabu (15/11/2023).

Untuk anggaran pemeliharaan insidentil drainase menggunakan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (Silpa) tahun anggaran sebelumnya.

"Karena keterbatasan anggaran, kami tidak ada tambahan anggaran lagi di tahun 2023 ini. Kita memanfaatkan Silpa kemarin untuk pemeliharaan insidentil," katanya.

Selain itu, ada 34 titik proyek drainase yang dikerjakan dan ditargetkan rampung hingga akhir November 2023 ini. Dari jumlah tersebut, menyisakan sekitar 10 titik proyek yang masih dikerjakan.

Proyek ini ditargetkan mampu mengurangi sekitar 20 persen dari tingkat genangan air di tahun sebelumnya, seperti di Jalan Ki Ageng Gribig.

"Ini masih terus berproses, tetapi bulan ini kami harapkan selesai semua," katanya.

Proyek drainase ini juga masih menjadi prioritas DPUPRPKP Kota Malang pada tahun 2024 mendatang. Namun, dia belum bisa menjawab untuk jumlah titik yang akan dikerjakan serta anggarannya.

Baca juga:
Langganan Banjir, Warga Tanggulangin Sidoarjo: Toko Jarang Dibuka, Tiap Hari Bersihkan Genangan

"Karena anggaran masih belum dapat alokasi, tapi tetap kita prioritaskan. Artinya, kita berharap permasalahan banjir bisa kita atasi, paling tidak kita kurangi," katanya.

Kemudian, untuk proyek bozem, atau Bangunan Pengendali Air Hujan di Kota Malang dinilainya tidak memiliki dampak yang signifikan dalam persiapan menghadapi musim hujan. Pihaknya menekankan, bahwa pemanfaatan melalui sarana prasarana drainase tetap yang utama.

"Efektifnya lebih ke drainase, karena kalau Bosem, air tidak melalui sana. Sehingga, aliran air bisa dialirkan keluar. Tapi kalau drainase bulan ini selesai semua, 100 persen semuanya," katanya.

Sebelumnya, Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat mengingatkan, pentingnya mitigasi dan penanganan bencana di masyarakat. Pihaknya beserta jajarannya sudah bersiap dengan potensi bencana yang mungkin terjadi.

Wahyu menyampaikan, pengalaman adanya bencana di tahun-tahun sebelumnya dapat menjadi pelajaran semua pihak. Sehingga, dia berharap, kepada jajaran perangkat daerah terkait bisa lebih siap dan minimalisasi dalam menghadapi potensi bencana rutinitas dengan cuaca tahun ini.

"Upaya mitigasi dan penanganan bencana jadi prioritas yang harus dilakukan karena ini bentuk implementasi dari pelayanan publik, pelayanan kepada masyarakat, maka penting sedari awal dipersiapkan, mitigasinya juga didasarkan pada pengalaman tahun lalu, banjir, pohon tumbang, angin puting beliung saya kira harus kita antisipasi," kata Wahyu beberapa waktu lalu.

Baca juga:
Curhatan Pedagang di Jemur Wonosari Surabaya saat Banjir Langganan Melanda

Wahyu mengingatkan, bahwa beberapa wilayah di Kota Malang merupakan daerah aliran sungai (DAS). Menurut orang nomor satu di Pemkot Malang ini, untuk kondisi topografi yang ada juga berpengaruh terhadap terciptanya potensi bencana utamanya banjir dan tanah longsor saat intensitas hujan tinggi.

"Saya mengingatkan karena beberapa wilayah di tempat kita ini adalah daerah aliran sungai. Biasanya saat curah hujan naik, maka peningkatan debit air dapat berakibat banjir dan bisa jadi bahaya tanah longsor, ini harus jadi perhatian," katanya.

Wahyu juga telah menginstruksikan kepada jajaran dan elemen terkait. Salah satunya, dengan optimalisasi tugas yang terstruktur dari BPBD Kota Malang hingga kelurahan tangguh.

Diharapkan, keterlibatan elemen masyarakat mampu menguatkan sistematika penanganan jika terjadi bencana. Menurutnya, dengan melibatkan elemen masyarakat maka penanganan bencana dapat bersifat komprehensif dan menyeluruh.

"Karena itu, saya instruksikan kepada BPBD, libatkan semua pihak dan elemen terkait sampai di tingkat FPRB dan kelurahan tangguh. Percepat penyerapan anggaran yang berkaitan dengan penanggulangan bencana dan harapan saya semua dapat berjalan komprehensif agar pelayanannya maksimal," katanya.