Pixel Codejatimnow.com

Langganan Banjir, Warga Tanggulangin Sidoarjo: Toko Jarang Dibuka, Tiap Hari Bersihkan Genangan

Editor : Endang Pergiwati  Reporter : Ahaddiini HM
Warga Kedung Banteng Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo, Endang Purwani Puji Astuti (Foto: Ahaddinii HM/jatimnow.com)).
Warga Kedung Banteng Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo, Endang Purwani Puji Astuti (Foto: Ahaddinii HM/jatimnow.com)).

jatimnow.com - Beberapa daerah di Sidoarjo setiap tahun selalu terdampak banjir saat musim hujan tiba. Salah satunya adalah daerah Kedung Banteng Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo.

Endang Purwani Puji Astuti (41), warga RT 8 RW 4 Kedung Banteng menuturkan, musim hujan yang akan segera tiba penyebab kesedihan baginya.

"Kalau musim hujan, bikin kita sedih. Air naik, banjir sampai masuk rumah. Kalau sudah surut, dibersihkan, hujan turun lagi, banjir lagi masuk rumah, sampai Ibu saya terpeleset jatuh, sampai patah tulang, harus diterapi berkali-kali baru sembuh dari banjir yang terakhir," ungkapnya, Rabu (15/11/2023) kepada jatimnow.com secara langsung.

Tidak hanya itu saja, Endang menambahkan, wilayah tempat tinggalnya yang menjadi langganan banjir juga berpengaruh terhadap penjualan dari toko sebagai mata pencariannya.

"Setiap tahun kalau banjir, toko jarang saya buka, karena lebih penting urus banjir, jadi terhambat. Selalu ketir-ketir kalau musim hujan mau datang, benar-benar harus persiapkan mental kuat," imbuhnya.

Endang menjelaskan, kesedihan dialami tetangga karena dampak setiap musim hujan tiba juga dialami tetangganya.

"Ini setiap musim hujan, air naik, hewan-hewan besar keluar dari leng (sarang), sering semacam ular besar berkeliaran terus bikin khawatir warga di sini," ungkapnya.

Kepala Dusun Kedung Banteng, Didik Fahrudin. (Foto: Ahaddiini HM/jatimnow.com).Kepala Dusun Kedung Banteng, Didik Fahrudin. (Foto: Ahaddiini HM/jatimnow.com).

Baca juga:
Curhatan Pedagang di Jemur Wonosari Surabaya saat Banjir Langganan Melanda

Sementara itu, Kepala Dusun Kedung Banteng, Didik Fahrudin (42) menyampaikan, sejak akhir 2009, Kedung Banteng menjadi daerah langganan banjir.

"Di Kedung Banteng sudah sejak tahun 2009 akhir bulan Desember menjafi daerah langganan banjir. Setelah diteliti ini karena faktor geologi adanya penurunan tanah," terangnya.

Beberapa upaya dilakukan Pemerintah setempat dalam rangka menghadapi musim hujan sebagai antisipasi banjir.

"Persiapannya adalah dengan melakukan pembongkaran bangunan liar (bangli) karena menghambat jalannya air. Selain itu juga persiapan dengan menanam satu pompa penyedot, sebagai antisipasi hujan dengan waktu 1 detik mampu menyedot 5000 liter air," terangnya.

Baca juga:
DPUPRPKP Kota Malang Kebut 34 Proyek Drainase untuk Antisipasi Banjir

Didik berharap, dengan adanya persiapan yang telah dilakukan, dapat menjadikan Kedung Banteng sebagai daerah bebas banjir.

Selain itu, warga yang belum meninggikan lantai rumah mendapat bantuan dan dukungan pihak terkait, termasuk keringanan biaya PLN terkait kabel sebagai dampak renovasi meninggikan lantai rumah.