Pixel Codejatimnow.com

Bupati Ponorogo Pilih Transformasi Tugu Perguruan Silat Ketimbang Dirobohkan, Jadi Apa Ya?

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Ahmad Fauzani
Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko. (Foto: Ahmad Fauzani/jatimnow.com)
Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko. (Foto: Ahmad Fauzani/jatimnow.com)

jatimnow.com - Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko memilih untuk mengubah tugu perguruan silat menjadi Tugu Pancasila alih dari pada merobohnya. Keputusan ini diambil dengan pertimbangan matang, menghindari pembongkaran dan menghargai kontribusi iuran dari perguruan silat.

"Teman-teman (perguruan silat) pasti sudah urunan (iuran) untuk membuat tugu. Jika dirobohkan tanpa melihat keringat mereka saat iuran, sangat tidak tega," ujar Bupati Sugiri Sancoko pada Jumat (24/11/2023).

Langkah ini diambil untuk menjaga solidaritas dan menghindari pemisahan antar-perguruan. Bupati, yang akrab dipanggil Kang Giri, memotivasi perguruan silat untuk mendukung perubahan ini dan menyumbangkan kegagahan mereka kepada Pancasila.

"Saya dorong agar perguruan kita hibahkan kegagahan itu kepada kegagahan Pancasila. Sehingga tidak ada bendera atau lambang yang lebih tinggi dari pada Pancasila," tegasnya.

Baca juga:
Jelang Batas Akhir, Pembongkaran Tugu Silat di Tulungagung Belum Rampung

Kang Giri juga menegaskan bahwa perubahan ini tidak mengurangi harkat dan martabat, bahkan dianggap sebagai langkah yang dasyat. Ia menyatakan bahwa tugu yang telah diubah akan diberi tulisan pendukung dari pihak yang bersangkutan di bawah Tugu Pancasila.

Proses perubahan ini telah disetujui dan diperkirakan akan dilakukan pada awal Desember 2023 dengan subsidi dari Pemerintah Kabupaten Ponorogo.

Baca juga:
Pemkab Tulungagung Beri Batas Penertiban Tugu Silat Akhir Oktober 2023

"Dengan perubahan ini, tugu tetap berdiri tegak, namun berubah menjadi simbol Pancasila. Saat ini terdapat sekitar 600 tugu yang dimiliki oleh perguruan silat di Ponorogo," tambahnya.

Sebelumnya, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Jawa Timur telah mengeluarkan Surat Edaran tentang pembongkaran tugu, patung, atau simbol perguruan silat di wilayah Jawa Timur, namun Bupati Sugiri Sancoko memilih pendekatan transformasi.