Pixel Codejatimnow.com

Menikmati Sensasi Manis Pahit Durian Mlancu Langsung dari Kebun, Tidak Dijual di Luar Desa!

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Yanuar Dedy
Wisatawan lokal dan mancanegara menikmati Durian Mlancu di kebun. (Foto-foto: Mulyono for jatimnow.com)
Wisatawan lokal dan mancanegara menikmati Durian Mlancu di kebun. (Foto-foto: Mulyono for jatimnow.com)

jatimnow.com - Durian lokal dari Desa Mlancu, desa kecil di ujung timur Kabupaten Kediri, kini mulai panen. Sudah siap berburu?

Durian menjadi salah satu potensi unggulan Desa Mlancu yang cukup luar biasa, di samping rambutan, pete dan susu segar dengan 500 lebih ekor sapi perah produktif yang menghasilkan 7-8 ton per hari.

Salah satu sosok yang sejak awal 2017-an getol mengenalkan durian ini adalah Mulyono. Kepala Dusun Slumbung itu mengatakan, kini ada 25.000 pohon durian tumbuh di atas lahan 50 hektare, di kawasan yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Kasembon, Kabubaten Malang tersebut.

Menurut Mulyono durian lokal Mlancu yang cukup terkenal ini memiliki cita rasa khas manis pahit sempurna dengan daging yang lumayan tebal. Pengunjung lebih menyukainya dibanding durian-durian jenis montong dan musangking yang juga ditanam di sana.

"Durian kita manis pahit. Ada juga montong, musangking dan bawor yang ditanam di sana untuk mengimbangi daerah lain. Tapi memang pasarnya kurang, yang diminati tetap durian lokal kita," kata Mulyono, Kamis (6/12/2023).

Selain legit, harga durian lokal Mlancu juga sangat murah, mulai Rp10.000-50.000. Mulyono menyebut rasanya tak kalah dengan tiga jenis durian yang lain tersebut.

Yang menarik adalah sensasi makan durian di kebun atau langsung di rumah-rumah petani. Ada banyak petani durian di sana yang langsung menjajakannya di halaman rumah mereka.

Baca juga:
21 Inovasi Pengelolaan Posyandu Desa Junrejo Kota Batu Raih Bangga Kencana Jatim

Ini juga yang menjadi alasan mengapa durian Mlancu murah. Tidak ada rantai penjualan yang panjang, dari petani langsung ke konsumen. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa juga pernah berkunjunh langsung ke desa ini dan menikmati durian mereka yang legit.

"Kita menghilangkan imej durian ini buah mahal, jadi dari petani langsung ke konsumen. Kita memutus rantai penjualan, itu kenapa harganya jadi murah," tambah Mulyono.

Saat ini sudah banyak pengunjung yang datang langsung ke desa dengan penduduk 5000 jiwa itu untuk menikmati sensasi legi pait durian Mlancu. Mereka datang dari Surabaya, Jakarta dan daerah lain. Bahkan ada langganan Mulyono yang datang dari mancanegara.

Saat ini, ketersediaan durian memang masih terbatas. Pengunjung perlu datang lebih awal atau melakukan pemesanan melalui Instagram Desa Mlancu, karena panen yang belum terlalu banyak. Sehari ada stok 2000-3000 durian masak pohon. Mereka tidak menyediakan durian ‘karbitan’.

Baca juga:
Sukses Kelola Aset, Durensewu Kondang jadi Desa Wisata di Pasuruan

"Sebenarnya durian kalau kemarau panjang ini bagus tapi karena terlalu panas bunga pertama ini panennya tidak seberapa karena bunga rontok. Sekarang pengunjung mulai banyak, setiap hari ada yang datang jadi memang harus pesan dulu," terangnya.

Mulyono pun memastikan akan ada panen raya pada Januari-Februari nanti. Melihat pertumbuhan buah saat ini, ia optimis hasil panen akan melimpah dan masyarakat bisa lebih puas untuk menikmati durian lokal asli Kediri ini.

"Monggo nanti bisa datang langsung ke Mlancu. Insya Allah panen raya nanti (bunga kedua) hasilnya banyak," tandasnya.