Pixel Codejatimnow.com

Rumah Pompa Wonokitri: Serpihan Seni sejak Abad 19, Disulap jadi Wisata Heritage Surabaya

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Ni'am Kurniawan
Tampak bangunan bagian dalam Rumah Pompa Wonokitri Surabaya diabadikan dalam foto masa lalu. (Foto: Humas Pemkot Surabaya for jatimnow.com)
Tampak bangunan bagian dalam Rumah Pompa Wonokitri Surabaya diabadikan dalam foto masa lalu. (Foto: Humas Pemkot Surabaya for jatimnow.com)

jatimnow.com - Inovasi penambahan kawasan wisata di Surabaya makin serius dilakukan Pemkot. Seperti halnya Rumah Pompa Wonokitri, yang berlokasi di Puncak Bukit Wonokitri Besar, Surabaya.

Bangunan yang juga cagar budaya ini seolah menjadi serpihan seni Surabaya sejak abad ke-19 tepatnya dibangun pada tahun 1901. Bangunan ini memang buatan Belanda kala itu.

"Antara Tahun 1901, kita masih mencari sejarahnya dengan teman-teman komunitas sejarah," kata Direktur Utama PDAM Surya Sembada Kota Surabaya, Ir. Arief Wisnu Cahyono saat membuka bangunan, Rabu (6/12/2023).

Selain desain bangunan bergaya Belanda yang menjadi daya tarik, Rumah Pompa Wonokitri juga memiliki tandon yang awet hingga sekarang.

"Yang utama tandon, Rumah Pompa Gempol ini semuanya masih beroperasi sampai sekarang," tambahnya.

Baca juga:
21 Inovasi Pengelolaan Posyandu Desa Junrejo Kota Batu Raih Bangga Kencana Jatim

Rumah Pompa Wonokitri memiliki daya tampung air sebanyak 20ribu meter kubik. Dialirkan secara gravitasi karena lokasi Wonokitri yang berada di dataran tinggi Kota Pahlawan.

"Kalau zaman dulu, dari gempol dikirim ke sini kemudian dialirkan secara gravitasi, kan tandon Wonokitri ini tinggi, sehingga dialirkan tanpa pompa, sekarang gak cukup pake gravitasi harus pake pompa. Makanya di sebelah sana kita punya rumah pompa juga sekarang, kita pompa juga kita ke daerah Kembang Kuning, Brawijaya, dan seterusnya," jelas dia.

Baca juga:
Sukses Kelola Aset, Durensewu Kondang jadi Desa Wisata di Pasuruan

Destinasi wisata Rumah Pompa Wonokitri ini akan dibuka untuk umum mulai tahun 2024. Sembari melengkapi data-data sejarah, dokumen dan perbaikan.

"Rencananaya belum tahu. Insya Allah tahun depan. Kita sedang lakukan kajian, kemudian pembenahan-pembenahan. Kita juga bekerja sama dengan teman-teman komunitas sejarah untuk melengkapi keterangan sejarah, di tahun berapa saja," jelas Arief.