Pixel Codejatimnow.com

Sanggar Tari Sari Kalam Banjarkematren Sidoarjo, jadi Kontrol Sosial Birokrasi Desa

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Ahaddiini HM
Foto-foto: Sanggar Tari Salam Kalam Banjarkemantren for jatimnow.com.
Foto-foto: Sanggar Tari Salam Kalam Banjarkemantren for jatimnow.com.

jatimnow.com - Banjarkematren dinobatkan sebagai kampung budaya Sidoarjo. Salah satunya karena keaktifan warga desa yang turut serta melestarikan budaya asli setempat, yaitu tari Munali Patah dengan mendirikan Sanggar Tari Sari Kalam.

Wahyu Eko Yulianto (33), pembina Sanggar Tari Sari Kalam Banjarkemantren menjelaskan mengenai usaha melestarikan budaya setempat sebagai desa melek inovasi.

"Sanggar Tari Sari Kalam berdiri tahun 2021. Sejarahnya kita menyadari bahwa di Banjarkemantren terdapat tokoh budaya yaitu Bapak Munali Patah yang merupakan orang asli Dusun Jambe, Desa Banjarkemantren. Beliau merupakan maestro kesenian ludruk, tari yang dikenal Remo Munali Patah. Juga pencipta tarian khas Sidoarjo yakni Tari Cokronegoro yang diambil dari nama bupati pertama Sidoarjo," terang Wahyu, Jumat (8/12/2023).

"Berangkat dari bekal sejarah yang ada, kita para pemuda dan penggerak generasi penerus bertanggungjawab untuk menjaga dan melestarikan budaya yang sudah berakar di desa Banjarkemantren. Kemudian mendirikan Sanggar Tari Sari Kalam, murni dari swadaya masyarakat, baik secara tenaga, pikiran maupun pembiayaan," tambahnya.

Wahyu melanjutkan, Sanggar Tari Sari Kalam bertempat di perkarangan salah satu rumah warga RT 02 RW 02 Dusun Jambe Banjarkemantren. Tempat ini menjadi wadah kesenian warga setempat mulai dari anak-anak hingga dewasa.

"Saat ini ada 16 anak aktif ikut latihan, Namun jumlah ini bisa fluktuatif artinya meningkat ketika mau ada acara atau pentas seni rakyat, bisa sampai 25 anak yang ikut latihan. Jadi semua anak Desa Banjarkemantren maupun anak dari luar desa boleh ikut," tuturnya.

Baca juga:
21 Inovasi Pengelolaan Posyandu Desa Junrejo Kota Batu Raih Bangga Kencana Jatim

Syarat menjadi anggota sanggar tari Sari Kalam Banjarkematren sangat mudah, yaitu dengan mengisi formulir pendaftaran dan melakukan pembayaran administrasi di setiap bulan.

"Untuk anak Desa Banjarkemantren bayarnya Rp30 ribu per bulan dan untuk anak luar desa Banjarkemantren bayarnya Rp50 ribu perbulan," ucap Wahyu.

Keberadaan sanggar juga menjadi dorongan ekonomi warga Desa Banjarkemantren. Saat ada pertunjungan di sanggar, UMKM setempat juga turut dilibatkan.

"Dari sini kita nilai, bahwa perihal seni budaya jika mau diurus secara serius dan konsisten akan melahirkan percabangan ekosistem ekonomi organik yang tumbuh dari warga sekitar, sehingga dampaknya bisa langsung dirasakan warga," ungkap dia.

Baca juga:
Sukses Kelola Aset, Durensewu Kondang jadi Desa Wisata di Pasuruan

Lanjut Wahyu, Sanggar Budaya Sari Kalam beserta kegiatannya juga sebagai wujud kontrol sosial terhadap birokrasi Desa Banjarkemantren.

"Sebagai pengingat juga. Kegiatan kesenian dan kebudayaan kita berlandaskan dan bermuatan nilai-nilai spiritual, etika dan estetika. Jika ini dipedomani dalam sistem birokrasi, maka akan menjadi sistem yang baik dalam menjalankan roda pemerintahan yang berupa kejujuran, prosedural, dan asas kepantasan dimana itu merupakan wilayah keindahan dan rasa," tegas Wahyu.