Pixel Code jatimnow.com

Cerita Emak-emak Pelipat Surat Suara KPU Ponorogo, Ketawa-ketiwi Raup Cuan

Editor : Zaki Zubaidi   Reporter : Ahmad Fauzani
Emak-emak sedang sibuk melipat surat suara. (Foto: Ahmad Fauzani/jatimnow.com)
Emak-emak sedang sibuk melipat surat suara. (Foto: Ahmad Fauzani/jatimnow.com)

jatimnow.com - Sortir dan pelipatan suara menjadi berkah bagi ratusan emak-emak di Kabupaten Ponorogo. Mereka menjadi pelipat surat suara dan mendapatkan honor jutaan rupiah.

Gudang logistik Komisi Pemilihan Umum (KPU) Ponorogo, Selasa (9/1/2024), terlihat ratusan orang melipat surat suara pemilu. Dari 200 petugas pelipat suara itu, 80 persen adalah emak-emak.

Emak-emak itu sangat telaten melipat surat suara, sesekali mereka bercerita tentang banyak hal. Lalu tertawa karena kelucuan.

Di tengah-tengah mengobrol, mereka sesekali menghitung sudah berapa surat suara yang telah dilipat. Ini berhubungan dengan pendapatan mereka tergantung jumlah surat suara yang berhasil dilipat.

Dari data yang ada, emak-emak itu mendapatkan upah Rp280 per surat suara DPRD kabupaten, DPRD provinsi, DPR RI maupun. Sedangkan untuk surat suara Pilpres, mereka mendapaan Rp200 per surat suara.

"Saya sering karena dapatnya banyak,” ujar Sundari berkelekar, Selasa siang.

Warga Kelurahan Pakeunden ini mengaku sudah 4 kali ini menjadi petugas pelipat surat suara. Pemilu sebelumnya Rp1 jutaan saat melakukan pelipatan surat suara pemilihan kepala daerah (Pilkada).

Baca juga:
Surat Suara Berlogo Pemkab Ngawi Ditemukan di Trenggalek

“Saya mulai melipat surat suara di Gedung Sasana Praja, Pabrik Mori hingga di Gudang Bulog Ponorogo ini dia menjadi petugas pelipat surat suara,” katanya.

Sundari mengaku pekerjaan pelipatan suara ini bisa menjadi sampingan. Sebagai ibu rumah tangga, malam dia mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga.

“Pagi sampai sore di sini (gudang KPU). Lumayan lho per surat suara Rp280 kalau Pilpres Rp200,” bebernya.

Tidak hanya Sundari, emak-emak lain yang kebagian rezeki adalah Dian Restu. Berbeda dengan Sundari, Dian Restu mengaku baru pertama. Dia mengisi waktu luang karena jadwalnya kosong.

Baca juga:
Emak-emak Pelipat Surat Suara di Ponorogo Bawa Paralon dan Botol, Tawuran?

“Saya kan perias. Ini pas tidak ada kerjaan. Jadi saya mencoba jadi petugas pelipat surat suara,” jelas Dian Restu.

“Dari pada di rumah tidak ngapa-ngapain. Terbiasa ke sana-sini banyak kegiatan. Ya lumayan per surat suara Rp280, untuk Pilpres Rp200,” pungkasnya.