Pixel Codejatimnow.com

Lukisan Tanpa Kuas Karya Seniman Sidoarjo Hadirkan Suasana Jelang Pemilu

Editor : Endang Pergiwati  Reporter : Ahaddiini HM
Didi Dyan (baju kotak) saat memamerkan lukisan Telenging Ati. (Foto: Dok. Didi Dyan for jatimnow.com).
Didi Dyan (baju kotak) saat memamerkan lukisan Telenging Ati. (Foto: Dok. Didi Dyan for jatimnow.com).

jatimnow.com - Keriuhan jelang Pemilu 2024 tidak hanya dirasakan oleh para politisi, namun juga masyarakat umum. Termasuk juga para seniman.

Seperti yang dilakukan salah satu seniman kota Sidoarjo, Didi Dyan. Dengan permainan jemarinya di atas kanvas, ia menggambarkan suasana jelang Pemilu 2024.

Didi Dyan menjelaskan, pada lukisan berjudul Telenging Ati, jika dikaitkan dengan Pemilu 2024, mempunyai makna keberagaman, yang diharapkan bermuara pada rasa cinta kasih, damai dan rukun dalam segala perbedaan apapun hasilnya nanti.

"Sebagai negara demokrasi, Indonesia adalah negara yang open mainded, negara yang terbuka, dengan adanya medsos dan kemajuan teknologi, masyarakat kita sudah sangat pintar dan cerdas dalam segala hal, termasuk menghadapi realita dan kampanye," papar menjelaskan pesan dalam lukisan acrylic yang dibuat tanpa kuas, namun dengan permainan telapak tangan dan jemari kanannya, Selasa (9/1/2024).

Baca juga:
Keindahan Lukisan Bakar Karya Pemuda Trenggalek yang Bingung Cari Kerja

Didi mengaku mengerjakan lukisan dengan konsep minimalis abstrak modern ini dalam waktu sehari semalam, dengan finishing selama tiga hari.

"Lukisan Telenging Ati itu sifatnya tegas, lugas, kuat, semangat, bersahaja, tidak mudah menyerah dan sesuai kata hati. Warna-warna terang dengan tambahan sedikit komposisi warna lengkap. Sederhana tapi penuh makna, adalah gambaran bahwa kita harus damai, tenang, jujur, berpikir logis dan menyakini bahwa kebenaran diatas segalanya," ujarnya.

Baca juga:
Ahrasseo, Pelukis Muda Sidoarjo Bergerak Lewat Lukisan

Lebih lanjut, Didi menceritakan detail gambar yang tertuang dalam lukisan Telenging Ati. Pada gambaran sekilas seperti sebuah kastil dan menara, ada pangeran membawa pedang, adalah kumpulan dari berbagai macam warna seperti itulah kehidupan.

"Ada berbagai golongan, agama dan keyakinan, berbagai adat serta budaya, suku bahasa dan lain sebagainya, namun kita tetap satu Indonesia," pungkas anggota Ikatan Pelukis Indonesia (IPI) ini.