jatimnow.com - Kenaikan harga bawang merah berdampak pada pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) bawang goreng di Sidoarjo. Harga bawang goreng jadi ikut naik mengikuti harga bahan bakunya.
Hal ini dirasakan Imronatin (45) warga Tarik, Sidoarjo, pemilik UMKM bawang goreng yang menggunakan bahan bawang merah asal Probolinggo.
"Bawang merah yang saya gunakan adalah bawang Probolinggo yang kualitasnya terkenal bagus dan minim air. Kenaikan harga bawang merah sangat berdampak di usaha saya ini. Kenaikan harga minyak goreng juga berpengaruh," tuturnya kepada jatimnow.com, Sabtu (13/1/2024).
Ia melanjutkan, kenaikan harga bawang merah menyebabakan daya beli konsumen turun hingga 50 persen dari sebelumnya.
"Sebelum kenaikan harga bawang merah, mampu menjual 10 kemasan setiap minggunya, setelah bawang naik agak menurun sekitar 5 kemasan per minggunya," terangnya.
Tidak pantang menyerah, Imronatin tetap memproduksi bawang goreng dengan jumlah yang sama sekali produksi.
"Sebelum dan setelah harga naik tetap memproduksi bawang goreng dari 10 kilogram bawang merah untuk sekali produksi," imbuhnya.
Imronatin juga memasarkan bawang goreng buatannya di sentra komunitas UMKM, kantin Puskesmas Kemuning Tarik, serta melalui media sosial. Produknya dibandrol harga mulai Rp13 ribu hingga Rp75 ribu per kemasan.
Baca juga:
Harga Bawang Merah di Sumenep Meroket, Capai Rp50 Ribu Per Kg
"Karena harga bawang merah naik, harga bawang goreng menyesuaikan bahan baku. Jika harga bawang merah naik, maka harga bawang goreng juga saya naikkan begitupun sebaliknya. Alhamdulillah masih mendapatkan untung," pungkasnya.
Imronatin berharap harga bawang merah dan kebutuhan lain segera stabil agar harga bawang goreng yang dijualnya tidak mengalami kenaikan pula.
Sepaham dengan Imronatin, Puspita Dian (33) warga Sidoarjo kota juga memberikan tanggapan yang sama mengenai imbas kenaikan bawang merah yang berdampak pada penurunan daya beli konsumen produk bawang goreng buatannya.
"Harga bawang naik, pengaruh ke jualan bawang goreng saya, saya pasrah ikut alur," ucapnya.
Baca juga:
Harga Bumbu Dapur di Lamongan Naik Megilan Pasca-Lebaran
Berdasarkan penuturan Puspita sudah sepekan ini ia mengalami penurunan pendapatan dari jumlah produk yang dijualnya akibat naiknya harga bawang merah.
"Ya gara-gara bawang merah naik di pasar, saya produksi gak banyak, saya dulukan yang order biar modal bisa balik cepat meski untung nipis. Biasanya saya jual per botol 120 graman Rp45 ribuan, sekarang saya jual Rp50 ribuan, soalnya selain bawang merah naik minyak goreng juga naik," terangnya.
Imbas dari kenaikan harga bawang merah ini, Puspita yang biasa mampu menjual produk bawang goreng buatannya dalam seminggu 30 botol, kini hanya mampu terjual 14 botol dalam sepekan.
"Alhamdulillah, pelanggan setia tidak masalah tetap support, yang pembeli tidak tetap yang berkurang drastis," tutupnya.
URL : https://jatimnow.com/baca-65015-dampak-harga-bawang-merah-naik-omzet-umkm-di-sidoarjo-ini-turun