jatimnow.com - Pelajar di Jawa Timur menyambut baik kebijakan makan siang bergizi dari salah satu calon presiden (capres). Hal ini juga berdasarkan Focus Group Discussion (FGD) yang telah dilakukan oleh Indonesia Food Security Review (IFSR) dan Youth Development Forum (YDF) di Kota Malang.
Menurut survei Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) pada tahun 2023, yakni sejumlah 21 juta warga atau setara 7 persen dari total populasi penduduk Indonesia termasuk dalam kategori kekurangan gizi. Asupan kalori dari masyarakat tersebut per kapita harian dibawah standar Kementerian Kesehatan sebesar 2.100 kkal.
Akibat dari kekurangan gizi berakibat terhadap pertumbuhan fisik dan otak dalam menunjang proses belajar anak-anak dan remaja. Hal tersebut didukung data menurut riset International IQ Test pada tahun 2022, bahwa Indonesia menempati posisi terendah IQ rata-rata di Asia Tenggara.
Lebih lanjut, kegiatan FGD dihadiri perwakilan dari Forum Osis Malang (FOM) dan Himpunan Musyawarah Osis Jawa Timur (HIMOJT), dan diadakan pada Rabu (31/1/2023).
"FGD dimulai dengan membagi peserta kedalam SGD (Small Group Discussion). Hal ini untuk mengkritisi beberapa program yang dicanangkan pada sektor pendidikan. Konsentrasi utama yang dibahas pada FGD tersebut, yaitu pemenuhan gizi untuk menunjang daya kognitif peserta didik," kata Co-Founder YDF, Moh Ali pada Kamis (1/2/2024).
Dalam FGD tersebut semua kelompok terdiri dari pelajar yang tergabung dalam FOM dan HIMOJT bersepakat dan menyambut baik hadirnya kebijakan pemberian makan siang bergizi dalam memperbaiki daya kognitif.
"Menurut data dengan hadirnya kebijakan makan siang gratis bergizi dapat mengurangi masalah kekurangan gizi dan dapat meningkatkan daya kognitif anak sehingga dapat mencetak generasi emas," katanya.
Baca juga:
Prabowo Kirim Tim ke Brasil Pelajari Makan Gratis, Bayu Airlangga: Konkret
Laporan dari World Food Programme menyatakan bahwa di Indonesia yakni 1 dari 3 anak usia 6-14 tahun tidak mendapat cukup makanan bergizi.
"Kebijakan pemberian makan siang bergizi gratis disekolah setidaknya diharapkan dapat mengatasi 3 (tiga) masalah, yaitu Masalah Gizi dan Kesehatan Anak, dan Masalah Ekonomi dan Kesejahteraan Masa Depan," katanya.
Siswa-siswi Jawa Timur berharap, kebijakan tersebut direalisasikan dan tepat sasaran. Hal ini agar dapat memperbaiki gizi anak-anak dan remaja sehingga dapat menunjang daya proses belajar mengajar.
Baca juga:
Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran Pastikan Program Makan Siang Gratis Direalisasi
"Saya sering nonton Drakor, kadang iri melihat pelajar disana mendapatkan makan siang gratis di sekolah, begitupun di negara-negara maju seperti Amerika dan Jepang, harapan saya meskipun Indonesia masih negara berkembang dapat menerapkan hal serupa," kata salah satu pelajar dari Forum Osis Malang, Dika.
Perlu diketahui, IFSR merupakan lembaga penelitian ketahanan pangan yang menyediakan kajian dan analisis guna mendukung pengambil keputusan di sektor pertanian.
IFSR berkolaborasi dengan YDF sebagai komunitas pemuda yang bergerak mengawal kebijakan pemerintah berkaitan dengan sumber daya pemuda.
URL : https://jatimnow.com/baca-65535-pelajar-di-jatim-nilai-positif-kebijakan-makan-siang-bergizi