Pixel Codejatimnow.com

Gubernur Khofifah Ingatkan Perguruan Tinggi jadi Espisentrum Lahirnya Inovasi

Editor : Endang Pergiwati  Reporter : Haryo Agus
Gubernur Khofifah saat menghadiri Wisuda ke-109 Sarjana dan Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Tahun 2024 di Graha UNESA Surabaya (Foto: Humas Pemprov Jatim for jatimnow.com)
Gubernur Khofifah saat menghadiri Wisuda ke-109 Sarjana dan Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Tahun 2024 di Graha UNESA Surabaya (Foto: Humas Pemprov Jatim for jatimnow.com)

jatimnow.com - Dalam menyongsong Indonesia Emas 2045, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengingatkan pentingnya perguruan tinggi sebagai Intelektual Capital.

Khofifah mendorong setiap perguruan tinggi agar menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul untuk menjadi episentrum lahirnya inovasi.

"Jika seringkali kita menyebut bahwa Social Capital itu penting, maka Intelectual Capital luar biasa perannya dalam menyongsong Indonesia Emas 2045, utamanya dalam mencetak SDM yang unggul dan berkualitas," ucap Gubernur Khofifah saat menghadiri Wisuda ke-109 Sarjana dan Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Tahun 2024 di Graha UNESA Surabaya, Kamis (1/2/2024).

Khofifah mengingatkan, pentingnya pembangunan SDM untuk menjadi pilar pembangunan dalam menyongsong Indonesia Emas 2045. Sehingga peran perguruan tinggi sebagai intelectual capital ini penting dalam mencetak SDM yang tidak hanya kompeten dan unggul, tapi juga memiliki daya saing tinggi.

"Bagaimana kita mewujudkan SDM unggul Indonesia yang harus terus kita dorong, perguruan tinggi harus terus menghasilkan inovasi. Oleh karena itu, kita harus mencari format terbaik melahirkan inovasi terbaik, bahwa ketika inovasi lahir maka akan memberikan manfaat yang lebih baik dan lebih besar lagi," ujarnya.

Khofifah menjelaskan, berdasarkan data dari IMD World Competitiveness Booklet 2023, Global Competitiveness Index ASEAN, dalam hal pembangunan SDM, Indonesia berada di peringkat 34 . Sedangkan, Singapura berada di peringkat 4, Malaysia 27, dan Thailand di posisi 30.

Kemudian pada data Global Innovation Index 2023 yang dirilis oleh WIPO, Indonesia menempati posisi ke 61. Terhitung jauh dari dua negara ASEAN lain, yaitu Singapura dan Malaysia yang masing-masing di posisi 5 dan 36.

Selain itu, berdasarkan Global Talent Competitiveness Index 2023, daya saing SDM untuk dunia kerja Indonesia masih berada pada peringkat 80, dimana Thailand pada peringkat 79 dan Singapura di peringkat 2.

Baca juga:
Kisah Pengukuhan Pasangan Guru Besar UMM, Ditemani Kursi Kosong Mendiang Istri

"Ini menjadi PR kita, bahwa daya saing dan inovasi kita masih harus kita dorong bersama. Perguruan Tinggi harus menjadi episentrum dari seluruh inovasi," jelasnya.

Namun, jika tingkat pendidikan secara nasional, Khofifah menyebut, iklim pendidikan di Jawa Timur yang terbaik dan mendapat pengakuan secara luas.

Hal ini dibuktikan dengan jumlah mahasiswa baru pada tahun 2023, Jawa Timur menjadi yang tertinggi nasional. Tercatat 345.600 mahasiswa atau setara 13,76% dari jumlah mahasiswa seluruh Indonesia.

"Dari jumlah perguruan tinggi, Jawa Barat tertinggi. Namun Jatim tertinggi jumlah mahasiswanya. Ini artinya lembaga pendidikan di Jatim mendapatkan kepercayaan tinggi dari berbagai kalangan masyarakat, baik dari dalam dan luar jawa Timur, bahkan dari luar negeri," ucapnya.

Baca juga:
Rektor Baru UMM Periode 2024-2028 Dilantik, Ini Mandatnya

Khofifah menuturkan, ada 5 poin dalam mewujudkan SDM unggul, yakni pendidikan karakter, deregulasi dan debirokratisasi, meningkatkan investasi dan inovasi, penciptaan lapangan pekerjaan serta pemberdayaan teknologi.

Dalam ikhtiarnya, Khofifah menjelaskan bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jatim 2023 mencapai 74,65, naik 0,6 poin dari tahun sebelumnya dan berhasil melampaui IPM nasional sebesar 74,39.

"Alhamdulillah Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Jatim dalam 5 tahun berturut-turut selalu lebih rendah dari nasional. Terbaru, TPT Jatim pada Agustus 2023 berada di angka 4,88 persen jauh di bawah nasional yang sebesar 5,32 persen. Ini artinya lembaga pendidkan kita sudah bisa menjawab kebutuhan dudika (dunia usaha dan dunia industri kerja)," pungkasnya.