Pixel Codejatimnow.com

Harga Beras Naik, Disperindag Lamongan Batasi Pembelian di Minimarket

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Adyad Ammy Iffansah
Salah satu pedagang beras di Pasar Sidoharjo Lamongan. (Foto : Adyad Ammy Iffansah/jatimnow.com)
Salah satu pedagang beras di Pasar Sidoharjo Lamongan. (Foto : Adyad Ammy Iffansah/jatimnow.com)

jatimnow.com - Harga kebutuhan pokok, khususnya beras di Kabupaten Lamongan mengalami lonjakan harga yang cukup signifikan.

Kondisi tersebut juga menyusul kekosongan komoditi beras yang dijual di minimarket dan toko swalayan di Lamongan.

Dari data yang dihimpun Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lamongan, harga beras pada sejumlah pasar induk berkisar di harga Rp11.900 sampai Rp15.500 tergantung jenis dan kualitas.

Namun dari pantauan terakhir, harga beras dengan kualitas premium di pasaran dan toko klontong menyentuh harga Rp16 ribu per kilogram.

"Hari ini premium Rp16 ribu, naik turun tapi cenderung naik harganya. Stok masih ada," ungkap Umi, pedagang di Pasar Tradisional Sidoharjo Lamongan, Selasa (13/2/2024).

Kepala Disperindag Lamongan, Anang Taufik mengatakan faktor di balik kenaikan harga beras dipicu dari naiknya harga gabah kering sawah di tingkat petani.

"Dari koordinasi yang pihak kami lakukan, selain harga kering sawah naik juga kondisi panen sekarang tidak menyeluruh atau merata pada daerah lumbung," ungkap Anang.

Selain itu, beber Anang, penyebab lain juga muncul dari faktor cuaca, yakni terjadinya El-Nino. Kondisi ini diprediksi bakal terus terjadi selambantnya menunggu panen raya tiba.

Baca juga:
Harga Beras Tinggi, Inflasi di Kabupaten Tulungagung 2,6 Persen

"Termasuk juga terdampak cuaca El-Nino dan belum masuk panen raya," ujarnya.

Menyikapi lonjakan harga, Disperindag Lamongan hingga kini masif menggelar pasar murah pada sejumlah wilayah terhitung sejak awal bulan januari lalu.

"Kita terus koordinasi, kita juga masih masif menggelar pasar murah sejak bulan Januari kemarin," bebernya.

Untuk stok, kata Anang, masih koordinasi dengan Bulog. Ditanya beras langkah, Anang membantah bila saat ini stok masih tergolong aman.

Baca juga:
DPRD Jatim Sebut 2 Hal Ini jadi Solusi Tekan Naiknya Harga Beras, Apa Itu?

"Kalau dibilang langka, ndak ada kelangkaan di pasar masih ada," katanya.

Meskipun, lanjut Anang, pihaknya mengaku membatasi distribusi ke minimarket karena potensi penimbunan dan pembelian secara besar-besaran oleh warga atau istilahnya panic buying.

"Kalau di minimarket memang kita ada pembatasan, karena kalau ada kenaikan harga cenderung warga itu beli banyak kalau nggak ada strategi pembatasan berpotensi ada tindak penimbunan dan itu malah bahaya," urainya.