Pixel Code jatimnow.com

GP Ansor Surabaya Pastikan Kader Lolos di Pileg: Perlu Adanya Rumah Toleransi

Editor : Endang Pergiwati  
Pelepasan bantuan untuk korban erupsi Gunung Semeru (Dokumentasi PC GP Ansor Surabaya for jatimnow.com)
Pelepasan bantuan untuk korban erupsi Gunung Semeru (Dokumentasi PC GP Ansor Surabaya for jatimnow.com)

jatimnow.com - Pemilu 2024 ini banyak wajah baru dan usia muda yang lolos melenggang menjadi Anggota DPRD Kota Surabaya periode 2024-2029.

Salah satunya adalah Ketua GP Ansor dan Komandan Tertinggi Banser Kota Surabaya periode 2017-2024, H.Mohammad Faridz Afif.

Menurut Sekretaris PC GP Ansor Kota Surabaya, Rizam Syafiq, terpilihnya Gus Afif ini membuktikan bahwa masyarakat Kota Surabaya merasakan pengabdiannya selama 7 tahun ini.

"Beliau ini inspirasi bagi role model GP Ansor di masa depan. Terpilihnya Gus Afif ini jadi bukti bahwa barokah saat mengabdi di organisasi yang jadi banom Nahdlatul Ulama ini benar-benar ada. Saya yakin itu."

Bukan hanya itu, lanjut Rizam, perolehan suara Gus Afif ini berada di 5 besar caleg terpilih di Kota Surabaya.

Baca juga:
149 Kader GP Ansor Ikut Seleksi Magang Jepang di STAI Diponegoro Tulungagung

"Saya sudah melihat D-H KPU Kota Surabaya, Gus Afif ini suaranya tertinggi nomor 2 di Dapil 2 meliputi Kecamatan Semampir, Tambaksari, Pabean Cantikan, dan Kenjeran dengan perolehan sebanyak 15.576 suara," ucapnya.

Oleh sebab itu, sebagai organisasi yang bergerak di bidang pemuda, sosial kemasyarakatan dan agama, GP Ansor Kota Surabaya akan mendorong adanya Rumah Toleransi.

"Surabaya ini kota yang heterogren dan majemuk. Banyak suku, agama, bahasa dan ragam budaya," tegas Rizam.

Baca juga:
Bacabup Sidoarjo Serahkan 2 Mobil Bantuan Pemprov Jatim kepada PAC Ansor

Jadi ke depan, penghormatan terhadap tradisi-tradisi, budaya, dan ritual keagamaan di Kota Surabaya ini harus mendapatkan afirmasi dari Pemerintah. Misalnya memastikan para ASN-nya bersih dari ideologi radikalisme dan anti NKRI.

"Dan juga mendorong para dai-dai yang mengisi kajian dan pengajian di ruang publik harus memastikan materinya tidak kontroversi dan memprovokasi masyarakat," pungkas Rizam.