Pixel Codejatimnow.com

Saat Remaja Turut dalam Tradisi Tabuh Bedug usai Salat Tarawih di Ponorogo

Editor : Endang Pergiwati  Reporter : Ahmad Fauzani
Tradisi tabuh bedug di Masjid Nurul Qolbi, Kelurahan Setono, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo. (Foto: Ahmad Fauzani/jatimnow.com)
Tradisi tabuh bedug di Masjid Nurul Qolbi, Kelurahan Setono, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo. (Foto: Ahmad Fauzani/jatimnow.com)

jatimnow.com - Suasana malam Ramadan di Lingkungan Puton, Kelurahan Setono, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo dipenuhi dengan keceriaan.

Setiap malam setelah Salat Tarawih, terdengar suara tabuhan bedug dari Masjid Nurul Qolbi, menambah meriahnya suasana.

Setelah salat Tarawih, jamaah tidak langsung pulang. Mereka menambah keceriaan dengan menyanyikan salawat secara riang. Beberapa jamaah berkumpul di selasar masjid, bergantian menabuh bedug menggunakan pemukul kayu.

Uniknya, yang menabuh bedug bukanlah generasi tua, melainkan para remaja yang semangat.

“Menambah semangat dan tentu syiar agama,” ungkap takmir Masjid Nurul Qolbi Lingkungan Puton, Kelurahan Setono, Rabu (13/2/2024),

Baca juga:
Bupati Ponorogo Batalkan Uji Coba Jalan Searah di Segi 8 Emas, Sebabnya?

Para remaja ini dengan lihai menabuh bedug, gerakan tangannya cepat namun teratur, dan pukulannya keras. Meskipun tradisi ini sudah lama, namun semangat para remaja dalam menjaga dan melanjutkan tradisi ini sangat menginspirasi.

“Kami memang ada regenerasi. Jadi bukan saja yang sepuh yang menabuh bedug. Namun yang remaja juga bisa,” kata Anto, sapaan akrab Setiyanto.

Menurutnya, tradisi menabuh bedug ini sudah berlangsung sejak tahun 2004, setelah masjid didirikan pada tahun 1999. Para jamaah bergantian menabuh bedug setelah salat Tarawih, menciptakan irama syahdu yang mengiringi puji-pujian kepada Rasulullah.

Baca juga:
Mitos Gunung Pegat Ponorogo, Calon Pengantin Ada yang Berani Melanggar?

“Tradisi tabuh bedug ini berlangsung sekitar 2 sampai 3 menit, dan siapapun bisa melakukannya, baik remaja maupun yang sudah lanjut usia,” tegasnya.

Hal ini membuktikan bahwa tradisi ini tidak hanya memperkokoh hubungan keagamaan, tetapi juga memperkuat kebersamaan dan regenerasi di antara jamaah masjid.