Pixel Code jatimnow.com

Penjelasan Pakar terkait Besarnya Guncangan Gempa Tuban

Editor : Zaki Zubaidi   Reporter : Misbahul Munir
ilustrasi
ilustrasi

jatimnow.com - Gempa susulan dengan magnitudo 6,5 kembali mengguncang laut utara Tuban, pada Jumat (22/3/2024) pukul 15.52 WIB.

Gempabumi yang berpusat di 114 kilometer Timur Laut Tuban dengan kedalaman 12 km ini dirasakan di sebagian besar wilayah Jawa Timur seperti Surabaya, Sidoarjo, Malang. Gempa juga dirasakan oleh masyarakat di Blora, Rembang dan Semarang Jawa Tengah.

Peneliti Senior dari Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim (Puslit MKPI) ITS Dr Ir Amien Widodo MSi mengatakan gempa dengan kedalaman 10 Km atau yang biasa disebut dengan gempa dangkal ini disebabkan oleh sesar aktif yang berada di laut Jawa, peristiwa ini termasuk yang jarang terjadi.

"Adanya pergeseran dan tekanan dari dua permukaan pada Laut Jawa ini menimbulkan getaran dengan skala modified mercally intensity (MMI) III sampai IV. Intensitas tersebut dapat mengakibatkan guncangan dan retakan pada daerah permukaan. Semakin kuat skala intensitasnya, dampak yang dirasakan akan semakin kuat dan berbahaya,” jelasnya.

Dosen Departemen Teknik Geofisika ITS itu menjelaskan bahwa gempa Tuban itu disebabkan adanya pergeseran permukaan secara horizontal sehingga gempa ini biasanya akan dibarengi dengan gempa susulan. Namun dengan magnitudo yang lebih rendah.

"Untuk mitigasinya, gempa tersebut perlu dimonitoring guna mengetahui apakah ada tekanan yang masih aktif atau tidak,” tutur Amien.

Baca juga:
Gempa Tuban Terjadi Lagi, Berkekuatan 5.0 Magnitudo

Pakar Geologi ITS ini pun menyebut pada tahun 2017 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN) telah merilis sebanyak 295 sesar aktif di Indonesia yang berpotensi gempa.

"Maka dari itu, sudah seharusnya pemerintah daerah yang berdekatan dengan sesar aktif itu harus melakukan pemeriksaan seperti pengecekan kondisi bangunan, permukaan, dan sejenisnya," tegasnya.

Sementara itu, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Dr. Daryono mengungkapkan bahwa dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif di laut Jawa.

Baca juga:
Gempa Magnitudo 5.6 Kembali Mengguncang Tuban, Ini Penjelasan BMKG

"Berdasarkan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip), " jelas Daryono.

Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Kemudian tetap waspada dan menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

"Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi," tutupnya.