jatimnow.com - Ketua Gerindra Jatim Anwar Sadad ditabrak pertanyaan menohok oleh milenial Madiun dalam forum Tadarus Politik.
Salah satunya soal gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK) soal pembatalan pengumuman KPU yang dilayangkan pasangan capres dari nomor urut 01 Anies-Baswedan dan pasangan capres nomor urut 03 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Ya, sebagai ketua partai yang mengusung Prabowo Subianto dan Gibran, pertanyaan tersebut cukup adil dilontarkan pada partai yang sukses memenangkan paslon nomor urut 02 itu.
"Itu kan (Pemilu) sudah diputuskan dan diumumkan oleh KPU. Bagaimana pandangan bapak sebagai Ketua Gerindra Jatim dan juga Wakil Ketua DPRD," ucap Sofia, salah satu peserta perwakilan PC PMII Madiun di forum, Selasa (26/3/2024) sore.
Mendengar hal itu, Gus Sadad, sapaan akrabnya hanya merespons dengan senyum bangga.
Bagi dia, pertanyaan tersebut bersifat general, namun apresiasi tetap harus ia sampaikan kepada mereka, karena telah ikut turut andil dalam pengawasan proses demokrasi Februari 2024 lalu.
"Kenapa politik butuh anak muda? Peran anak muda sejak masa dulu luar biasa. Tanpa anak muda, mungkin Indonesia tidak merdeka," kata Gus Sadad.
Wakil Ketua DPRD Jawa Timur ini mengakui, dunia politik hari ini membutuhkan pikiran segar anak muda, milenial, hingga gen Z. Ia tak menampik, politik dewasa seringkali menimbulkan efek negatif.
Misalnya, fenomena politik transaksional atau money politics, potensi keterbelahan masyarakat, hingga beberapa aspek lainnya. Bagi Gus Sadad, ada berbagai strategi agar fenomena tersebut hilang, salah satunya politik gagasan.
Baca juga:
Gerindra Resmi Berikan Rekom Subandi-Mimik Idayana di Pilkada Sidoarjo
"Kita harus kembangkan cara berpikir positif," kata Anggota DPRD Jatim empat periode ini.
Bagi Doktor Ilmu Politik UINSA Surabaya itu, politik tak sekadar proses untuk merebut kekuasaan. Politik jauh lebih penting untuk merealisasikan gagasan dan kepentingan untuk menyejahterakan masyarakat luas.
"Kalau mandat itu kita dapatkan, kita akan mendapatkan otoritas yang begitu besar untuk mendesain program bagi rakyat yang luas. Karena itu, seorang pejuang politik yang telah mendapatkan mandat dari rakyat, kita mesti cerdas dalam mengelola kekuasaan itu," tegas anggota DPR RI terpilih itu.
Di hadapan para kader PMII Madiun yang hadir, Gus Sadad kembali menegaskan bahwa PMII harus terlibat dalam pergolakan politik. Bukan di dalam proses elektoral, namun ikut memberikan sumbangan pemikiran.
Baca juga:
Gerindra Rekom Eri Cahyadi-Armuji di Pilwali Surabaya 2024
"PMII memang nggak bisa partisan, namun untuk terlibat dalam politik sebenarnya ada ruang yang begitu besar namun tidak banyak yang mengisi. Yakni, bagaimana caranya ikut mengelola kekuasaan. Itulah dunia ide, dunia gagasan, dunia pemikiran yang akrab dengan mahasiswa," tandas kader PMII Fakultas Ushuludin itu.
Partai politik bertanggung jawab untuk ikut mengelola masukan pemikiran dari masyarakat. Hal itu telah menjadi satu suara setiap anggota legislatif Gerindra yang telah terpilih di seluruh Jatim.
"Kami di Gerindra telah meminta kader di legislatif untuk membangun koneksi dengan mahasiswa. Agar apa? Agar bisa memberikan sumbangan pemikiran yang harapannya tentu untuk memperbanyak perspektif dalam penyusunan program demi kepentingan masyarakat," tandas Keluarga Ponpes Sidogiri Pasuruan itu.
Merespons beberapa pertanyaan kritis millenials dalam Tadarus Politik, Gus Sadad juga memberikan buku sebagai hadiah dan apresiasi atas partisipasinya ikut mengawal proses demokrasi Februari 2024 lalu.