Pixel Codejatimnow.com

Misteri Kematian Saksi Dugaan Perampokan Sadis di Gresik, Diracun?

Editor : Yanuar D  Reporter : Adyad Ammy Iffansah
TKP meninggalnya saksi kasus dugaan perampokan sadis di Gresik. (Foto: Adyad Ammy Iffansah/jatimnow.com)
TKP meninggalnya saksi kasus dugaan perampokan sadis di Gresik. (Foto: Adyad Ammy Iffansah/jatimnow.com)

jatimnow.com - Kematian saksi dalam kasus dugaan perampokan sadis di Desa Ima'an, Kecamatan Dukun, Gresik masih menjadi misteri. Terbaru, polisi mengungkap korban meninggal karena keracunan.

Sebelumnya, SA (20) ditemukan meninggal di kebun jagung Desa Wotan, Kecamatan Panceng, Greaik pada Selasa (26/3/2024) lalu.  Dia merupakan salah satu saksi dalam kasus dugaan perampokan yang menewaskan ibu muda, Wardatun Toyyibah (29).

Usai mendalami kasus ini, polisi menemukan racun dalam tubuh SA. Hasil autopsi menyebut, diduga kuat korban meninggal akibat keracunan yang mengakibatkan penurunan pasokan oksigen ke tubuh.

Meski demikian, polisi masih belum bisa memastikan bahan kimian dan jenis racun yang ada di tubuh korban SA.

"Hasil tes laboratorium sementara menunjukan bahwa korban mengalami kekurangan oksigen karena mengalami keracunan. Untuk racun tersebut kami belum tau jenisnya. Kami masih menunggu hasil laboratorium forensik,” ujar Kanit Resmob Satreskrim Polres Gresik, Ipda Komang Andhika Hodayat Prabu, Jumat (29/3/2024). 

Baca juga:
Saksi Kasus Dugaan Perampokan Gresik Ditemukan Meninggal di Ladang Jagung

Lebih lanjut Ipda Komang menjelaskan pihaknya masih belum bisa memastikan apakah kematian korban karena pembunuhan atau bunuh diri.

"Saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan untuk penyebab adanya racun yang ada di tubuh korban. Pihak kami masih menyelidiki," jelasnya.

Baca juga:
Polisi Gali Keterangan Batita Anak Korban Perampokan Sadis di Gresik

Meskipun di TKP juga ditemukan botol bekas pestisida namun dari hasil keterangan pemeriksaan botol tersebut sudah kosong. 

“Kami sudah melakukan tes laboratorium. Untuk sementara memang karena asfiksia atau masalah sistem pernapasan sehingga korban mengalami kekurangan oksigen,” pungkasnya.