Pixel Codejatimnow.com

Suasana Hangat Halal Bihalal Forkopimda Kota Kediri di Ponpes Wali Barokah

Editor : Yanuar D  
Halal bihalal di Pondok Pesantren Wali Barokah Kediri. (Foto: Yanuar Dedy/jatimnow.com)
Halal bihalal di Pondok Pesantren Wali Barokah Kediri. (Foto: Yanuar Dedy/jatimnow.com)

jatimnow.com - Suasana hangat menyelimuti acara halal bihalal Forkopimda Plus bersama keluarga besar Pondok Pesantren Wali Barokah di Kota Kediri, Rabu (17/4/2024).

Pj Wali Kota Zanariah memimpin rombongan dalam rangkaian Safari Idul Fitri ke tokoh agama di Kota Kediri ini. Mereka datang disambut Ketua Pondok Pesantren Wali Barokah KH Sunarto dan keluarga besar pondok pesantren yang berada di Kelurahan Burengan ini.

“Saya bahagia banget, Forkopimda lengkap kita semua disambut dengan baik. Doa, dukungan dan masukan kita harapkan dari kiai semua agar Kota Kediri lancar, sukses, aman, tidak ada konflik,” kata Pj Wali Kota Kediri.

Banyak doa dan masukan diberikan para kiai untuk kemajuan Kota Kediri yang hingga saat ini toleransi antar umat beragamanya saling terjaga kuat.

Zanariah melanjutkan bahwa di awal tahun 2024 ini, mewakili semua warga Kota Kediri dan jajaran Pemerintah Kota Kediri, dia menerima penghargaan yakni Kota Kediri sebagai salah satu kota paling toleran dari 95 kota di Indonesia.

Hal itu bisa terjadi salah satunya karena guyub rukun warganya, tidak melihat perbedaan sehingga konflik pun hampir tidak pernah ada.

“Saat ini, Kota Kediri menempati peringkat ke-7 sebagai Kota Paling Toleran, untuk meningkatkannya maka butuh dukungan dan doa para ulama di Kota Kediri ini,” tambahnya.

Baca juga:
Pj Wali Kota Kediri Minta Masyarakat Pilah Sampah Sesuai Kategori

Sementara itu, Ketua Pondok Pesantren Wali Barokah KH Sunarto mengatakan, bahwa silahturahmi dengan Forkompinda Kota Kediri ini, penting untuk merawat kebersamaan yang selama ini telah terjalin baik.

“Dari kebersamaan itu terbangunlah saling pengertian antara satu sama dengan yang lain," katanya.

Menurut KH Sunarto, bahwa kesabaran merupakan salah satu makna yang diajarkan dalam Ramadan. Selama bulan Ramadan lalu, umat muslim tidak hanya harus menahan lapar dan haus, tapi juga bisa menahan emosi dan amarah.

"Hal tersebut sekaligus untuk menjaga lisan dari kata-kata serta kalimat yang bisa menyinggung dan menyakiti orang lain," terangnya.

Dengan terus menjaga makna dari Ramadan tersebut, lanjutnya toleransi di antara masyarakat diharapkan bisa semakin kuat dan kota Kediri juga terus kondusif.

"Karena kerukunan dan kebersamaan itu hanya bisa dibangun yang pertama, karena saling pengertian diantara kedua belah pihak dan yang tidak kalah penting adalah dibiasakan untuk bertutur kata yang baik. Saling menghargai dan saling menghormati satu dengan yang lain. Itulah hakikatnya dari toleransi yang dikembangkan di Kota Kediri," pungkasnya.