jatimnow.com - Operasi Ketupat Semeru 2024 yang digelar selama 13 hari berakhir pada Selasa (16/4/2024) pukul 24.00 WIB. Salah satu hasilnya menunjukkan adanya penurunan angka pelanggaran lalu lintas yang signifikan.
Total ada 526 pelanggar selama pelaksanaan Operasi Ketupat Semeru 2024, baik yang ditindak melalui E-TLE maupun teguran presisi.
"Sedangkan pada Operasi Ketupat Semeru 2023, jumlah pelanggar lalin mencapai 1.250 pelanggar. Sehingga, ini ada penurunan sebanyak 137 persen," kata Kabag Ops Polresta Malang Kota, AKP Sutomo pada Kamis (18/4/2024).
Sementara itu, untuk angka kecelakaan lalu lintas (laka lantas) selama Operasi Ketupat Semeru 2024, tercatat hanya ada 6 kejadian. Hal ini berbanding terbalik dengan Operasi Ketupat Semeru 2023, yang mencapai angka 15 kejadian.
Dikatakannya, Operasi Ketupat Semeru 2024 bertujuan memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat. Sekaligus, mengamankan rangkaian kegiatan Ramadan dan Idul Fitri 1445 Hijriah.
Menurutnya, warga Kota Malang turut aktif menjaga keamanan dan ketertiban selama Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah.
Baca juga:
Pj Iwan Kurniawan Apresiasi Seluruh Pihak Dukung Malang jadi Kota Kreatif Dunia
Di sisi lain, Polresta Malang Kota telah menyiapkan langkah pengamanan untuk meminimalisasi adanya tindak kejahatan pasca Lebaran 2024, yakni dengan menerapkan patroli Kegiatan Rutin Yang Ditingkatkan (KRYD).
Kegiatan tersebut akan melakukan patroli di lokasi-lokasi rawan kejahatan, seperti kawasan permukiman, pertokoan, maupun jalan raya.
"Selama satu minggu ke depan ini, kami terapkan KRYD dengan menggandeng unsur-unsur seperti dari Pemkot Malang," jelasnya.
Baca juga:
Aktivis di Kota Malang Desak Pemkot Beri Perhatian Penyandang Autis
Dengan KRYD tersebut, diharapkan dapat menekan gangguan kamtibmas yang terjadi pasca Lebaran 2024.
"KRYD ini kami gelar dan kami tingkatkan, menyesuaikan dengan jam rawan kejahatan. Sehingga diharapkan, terjadi adanya penurunan gangguan kamtibmas di wilayah Kota Malang," pungkasnya.