jatimnow.com - Balai Latihan Kerja (BLK) Kediri sambat penggunaan mesin-mesin yang dianggap usang dan tidak efisien. Komisi E DPRD Jatim siap mengawal solusi kebutuhan BLK Kediri.
Ketua Komisi E DPRD Jatim, Wara Sundari Renny Pramana menerangkan bahwa kebutuhan peralatan yang baru bukan kunci utama keberhasilan BLK. Baginya kebutuhan peralatan modern yang diharapkan itu untuk perusahaan yang besar.
"Tidak semua bisa update peralatan di BLK Kediri. Tetapi, setidaknya kita kombinasikan ada yang modern dan ada yang minimalis. Karena proses di BLK ini proses belajar, bukan proses menghasilkan," tegas Renny saat kunjungan kerja ke UPT BPK Kediri, Selasa (23/4/2024).
Renny berpendapat bahwa pembaruan peralatan tidak selalu merupakan solusi terbaik, terutama jika peralatan yang sudah ada masih dapat digunakan dengan baik. Terpenting yakni untuk mempertimbangkan efisiensi penggunaan sumber daya dalam pengadaan peralatan baru.
"Jika peralatan yang sudah ada masih dapat mendukung kegiatan pelatihan dengan baik, maka penggantian peralatan baru tidaklah diperlukan," kata Bendahara DPD PDI Perjuangan Jatim ini.
Renny justru menekankan pentingnya pada pembaruan kurikulum dan peningkatan kualitas pelatihan, daripada hanya memperhatikan aspek peralatan fisik.
"Pembaruan kurikulum dan pendekatan pelatihan dapat memberikan dampak yang lebih signifikan dalam meningkatkan keterampilan peserta pelatihan," jelasnya.
Dalam kunjungan tersebut, Renny juga menyoroti urgensi untuk memastikan bahwa pelatihan yang diselenggarakan oleh BLK Kediri tetap relevan dengan kebutuhan pasar kerja saat ini.
"Ini membutuhkan kolaborasi antara pemerintah daerah, dunia industri, dan lembaga pelatihan untuk memastikan bahwa keterampilan yang diajarkan sesuai dengan permintaan industri," bebernya.
Baca juga:
Program Makan Bergizi Diharapkan Bisa Serap Sayuran Lokal Mojokerto
Dengan demikian, lanjut Renny, pendekatan yang bijak dalam mengelola peralatan di BLK Kediri adalah dengan mengevaluasi kebutuhan aktual. Memperbaiki peralatan yang ada jika diperlukan, dan fokus pada pembaruan kurikulum dan peningkatan kualitas pelatihan sebagai upaya untuk mempersiapkan tenaga kerja yang handal dan kompeten.
Sementara itu, Kepala UPT BPK Kediri, Wahyu Suryo saat menerima rombongan Komisi E DPRD Jatim memang membeberkan keluhan beberapa peserta pelatihan menyatakan bahwa mesin-mesin yang digunakan sering mengalami kerusakan dan tidak mendukung pembelajaran yang optimal.
"Ini yang menimbulkan kekhawatiran tentang kualitas pelatihan yang diberikan oleh balai kami," ungkapnya.
Wahyu berkomitmen untuk terus menyelenggarakan pelatihan kerja untuk bisa menghasilkan tenaga kerja siap pakai di dunia kerja. Sisi lain, BLK Kediri terus bekerja sama dengan Pemda untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Baca juga:
DPRD Jatim Resmi Sahkan APBD Jatim 2025, Belanja Daerah Rp29,6 Triliun
"Kami menyampaikan terima kasih kepada Komisi E atas perhatian dan dukungannya kepada BLK kediri. Dengan kunjungan ini dapat lebih memahami kondisi dan kebutuhan kami agar bermanfaat memberikan kemajuan di BLK Kediri," ungkapnya.
Diakui Wahyu, peralatan di BLK Kediri belum ada peremajaan sejak tahun 2014 silam.
"Meski demikian, kami terus berusaha agar bisa mengikuti perkembangan teknologi," imbuhnya.
Pihaknya mengakui bahwa keterbatasan anggaran menjadi faktor utama yang menghambat pembaruan peralatan. Namun, ia berkomitmen untuk mencari solusi agar pelatihan yang diselenggarakan tetap relevan dengan kebutuhan industri saat ini.