Pixel Code jatimnow.com

Elpiji 3 Kg Langka di Bojonegoro, Harga Tembus Rp30 Ribu/Tabung

Editor : Endang Pergiwati   Reporter : Misbahul Munir
Warga Desa/Kecamatan Sukosewu, Bojonegoro saat mengantri mendapatkan LPG (dok grup facebook)
Warga Desa/Kecamatan Sukosewu, Bojonegoro saat mengantri mendapatkan LPG (dok grup facebook)

jatimnow.com - Warga di Kabupaten Bojonegoro mengeluh kesulitan mendapatkan gas elpiji 3 kilogram. Selain itu, warga juga mengeluh harga isi ulang gas melon itu melejit hingga Rp30 ribu per tabung.

Keluhan itu disampaikan oleh salah satu pedagang di Pasar Sumberejo, Aziz. Menurutnya, kelangkaan elpiji 3 kg sudah terjadi sekitar seminggu terakhir.

"Sudah hampir 1 sampai mau 2 mingguan ini LPG langka, pasokannya terbatas. Sampai harus muter-muter dari agen sampai ke toko, banyak yang kosong," ujar pedagang warung kopi, Selasa (14/5/2024).

Akibat kesulitan mendapatkan elpiji membuat Aziz sempat tidak berdagang lantaran sumber utama untuk memasak tidak ada.

"Kalau pun dapat, kemarin harganya sampai Rp30 ribu, bawa tiga tabung buat masak di warung, ya lumayan pengeluarannya. Itu pun kalau dapat, mahal nggak apa apa asal barangnya ada. Bakal tetap dibeli buat dagang," kesalnya.

Baca juga:
Warga Ponorogo Sambat LPG 3 Kg Langka, Ini Penjelasan Pertamina

Selain di Kecamatan Sumberejo, kelangkaan juga terjadi di Kecamatan Sukosewu. Antrian warga terlihat mengular saat truk pembawa tabung gas elpiji tiba pangkalan yang berada di SPBU setempat pada Senin (13/5/2024) sore.

Salah satu warga Desa/Kecamatan Sukosewu Indri mengungkapkan bahwa sampai saat ini, warga masih kesulitan untuk mendapatkan elpiji 3 kg.

"Ada, itu pun kalau di toko harganya mencapai Rp25 sampai Rp30 ribu paling mahal. Kemarin pun pas ikut antri di Pom (SPBU) jumlahnya dibatasi agar semua kebagian," ujar Indri.

Baca juga:
Syarat Pembelian Elpiji, Bus Sidoarjo Kecelakaan, Pasutri Tewas

Indri berharap pasokan untuk elpiji 3 kg dapat ditambah dan sehingga harga dapat kembali normal serta mudah mendapatkan gas tersebut.

"Kalau berdampak sudah pasti ya, karena memang penggunaan elpiji sudah menjadi kebutuhan sehari-hari untuk memasak, semoga segera normal. Jangan sampai seperti ini lagi," tutupnya.