Pixel Code jatimnow.com

Penjualan Seragam di Pasuruan Menurun Tiap Tahun, Ini Keluhan Pedagang

Editor : Endang Pergiwati   Reporter : Ahaddiini HM
Pemilik toko Morodadi, Supardi di Pandaan Pasuruan. (Foto: Ahaddiini HM/jatimnow.com)
Pemilik toko Morodadi, Supardi di Pandaan Pasuruan. (Foto: Ahaddiini HM/jatimnow.com)

jatimnow.com - Jelang masuk tahun ajaran baru 2024-2025 belum terlihat peningkatan penjualan seragam sekolah di kawasan Pandaan Pasuruan.

Pemilik toko Morodadi, Supardi (52), warga jalan Sedap Malam Dusun Kluncing RT 1 RW 9 Petungasri Pandaan, Pasuruan, yang menjual seragam sekolah menyampaikan kepada jatimnow.com bahwa untuk penjualan seragam sekolah lebih ramai saat mendekati musim masuk sekolah.

"Untuk seragam sekolah, orang tua belinya mendekati hari-hari menjelang masuk sekolah," ucapnya, Jumat (24/5/2024).

Ia melanjutkan bahwa jumlah penjualan seragam sekolah berkurang setiap tahunnya, karena sudah disiapkan oleh sekolah.

"Setiap tahunnya penjualan turun dari 20 persen ke 30 persen, sejak 3 tahun lalu, pascacovid. Kalau dulu sebelum covid, untuk atasan bisa (terjual) sampai 60 potong lebih, pascacovid (yang terjual) gak sampai 40 (potong), hanya 20 (potong) sampai 30 (potong) untuk seragam anak-anak SD," ujarnya.

Supardi juga mengungkapkan, dirinya sempat menelusuri penyebab menurunnya pembelian seragam di toko, terutama di wilayah kecamatan Pandaan.

"Rata-rata, (untuk sekolah dengan biaya) uang gedung, sudah dapat seragam putih biru, cokelat Pramuka dan seragam olahraga 1 stel, plus topi," terangnya.

Baca juga:
Ketua DPD NasDem Kabupaten Pasuruan Dilantik, Ini Pesan Lita Machfud Arifin

Di sisi lain, harga seragam juga mengalami kenaikan di setiap tahunnya.

"Atasan naik setiap tahun sekitar Rp500 sampai Rp750, kalau bawahan Rp1000 dari tahun ke tahun di tiap nomornya. Untuk harganya, seragam SD umur 7 tahun kelas 1-2 atasan seharga Rp50 ribu, bawahan rok panjang Rp69 ribu, celana panjang Rp74 ribu, celana pendek tergantung ukuran mulai Rp59 ribu hingga Rp63 ribu, per nomor selisih Rp2 ribu," paparnya.

Mengenai menjamurnya online shop, ia mengungkapkan hal itu bukan bagian penghalang dalam penjualan seragam.

"Adanya online shop tidak berdampak terhadap penjualan seragam, tidak terlalu goyang, karena jual musiman, bukan bulanan, setahun sekali. Berdampaknya malah di baju kasual, sepatu dan tas-tas," tuturnya.

Baca juga:
Pj Bupati Pasuruan Tegaskan Kepala Desa Harus Jaga Netralitas

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa pembelian perlengkapan sekolah di toko miliknya juga mengalami penurunan. Hal ini, menurutnya, karena banyaknya kompetitor dan banyak pihak sekolah atau guru yang juga melakukan penjualan.

Supardi berharap pemerintah daerah maupun sekolah memiliki kebijakan yang dapat membantu pedagang pengecer.

"Saya berharap ada pembatasan, sekiranya untuk seragam bercorak khusus tertentu tidak masalah di-handle sekolah, namun untuk seragam biasa yang bersifat umum, ada kebebasan untuk membeli di luar sekolah agar dapat membantu pedagang pengecer juga konveksinya, karena kalau semua di-handle sekolahan, pengecer tidak jalan," tutupnya.