Pixel Code jatimnow.com

Banyak Gen-Z Kota Malang Menganggur Gegara Tolak Kerja di Luar Kota

Editor : Yanuar D   Reporter : Gerhana
ilustrasi generasi Z.
ilustrasi generasi Z.

jatimnow.com - Kepala Dinas Tenaga Kerja, Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Disnaker-PMPTSP) Kota Malang, Arif Tri Sastyawan menyebut banyak Gen-Z disana yang menganggur.

Menurutnya, alasan banyaknya Gen-Z di Kota Malang menganggur, karena sebagian besar dari mereka ogah bekerja di luar kota. Mereka hanya mau bekerja di Malang saja.

"Kebanyakan Gen-Z itu (menganggur). Ini menjadi tantangan bagi kami untuk membuka lapangan kerja baru," kata Arif, Sabtu (8/6/2024).

Arif mengatakan, kondisi yang ada diketahuinya seperti saat Disnaker-PMPTSP Kota Malang menggelar pelatihan kepada masyarakat untuk bisa mengembangkan keterampilan demi siap bekerja. Namun, ia belum bisa memastikan angkanya.

"Tetapi, belum selesai pelatihan, saya dihubungi oleh pengusaha di Batam dan Bali untuk mencari pekerja dari Malang. Kita sampaikan ke peserta, tapi mereka tidak mau. Mereka maunya bekerja di Malang, tidak mau keluar dari Malang," katanya. 

Baca juga:
Perumda Tugu Tirta Kota Malang Akan Tingkatkan Debit Air dan Kaji Kenaikan Tarif

Menurutnya, kondisi ini menjadi fenomena meresahkan untuk kemajuan di Kota Malang. Oleh sebab itu, pihaknya berupaya dengan membuka lapangan kerja baru untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. 

"Kota Malang bidang investasinya, seperti kuliner, hotel bisa banyak menyerap tenaga kerja. Bagaimana upaya kami untuk bisa terus membuka dan menyerap tenaga kerja," katanya. 

Lebih lanjut, data BPS Kota Malang menunjukkan, bahwa tingkat pengangguran terbuka di Kota Malang sebenarnya cenderung menurun. Pada tahun 2021 tingkat pengangguran terbuka Kota Malang berada di angka 9,65 persen. 

Baca juga:
Pengangguran Meningkat, Ini Jurus Gus Fawait Perbaiki Perekonomian Jember

Kemudian, pada tahun 2022 turun menjadi 7,66 persen dan di tahun 2023 menjadi 6,80 persen. Arif mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk terus menekan angka pengangguran. 

"Jadi bagaimana data by name by address kami bisa tepat sasaran. Sehingga, kegiatan-kegiatan pelatihan mampu sesuai bidangnya, dan tepat sasaran," katanya.