Pixel Codejatimnow.com

Kontrakan Dijadikan Tempat Prostitusi, Pasutri ini Diringkus

Pasutri Yohanes dan Fitria saat berada di Mapolrestabes Surabaya, Senin (17/9/2018).
Pasutri Yohanes dan Fitria saat berada di Mapolrestabes Surabaya, Senin (17/9/2018).

jatimnow.com - Terbongkar sudah bisnis esek-esek terselubung yang dikelola Yohanes (34) dan Fitria (35) selama ini. Praktek mereka terbongkar setelah rumah kontrakan pasangan suami istri (pasutri) di Jalan Lebak Jaya II Tengah Nomor 43, Surabaya, digerebek Unit PPA Polrestabes Surabaya.

Unit PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak) itu melalukan penggerebekan setelah mendapat informasi prostitusi yang dijalankan pasutri tersebut. Penggerebekan itu dilakukan Sabtu (15/9/2018) siang. Meski sempat diwarnai cek-cok dan kejar-kejaran, pasutri itu akhirnya ditangkap.

"Kedoknya, mereka menerima jasa pijat dengan mempekerjakan dua gadis," papar Kanit PPA Polrestabes Surabaya, AKP Ruth Yeni, Senin (17/9/2018).

Setelah ditangkap, pasutri ini akhirnya digelandang ke Mapolrestabes Surabaya bersama barang bukti. Antara lain puluhan kondom baru, 3 handuk, sejumlah buku tubungan, catatan tamu atau pelanggan, HP dan lotion serta minyak.

"Saat kami periksa, keduanya sudah beroperasi sejak Desember 2017," beber Ruth.

Dalam pemeriksaan juga terungkap bahwa pasutri ini berbagi peran dalam mengelola bisnis lendirnya itu. Yohanes berperan mencari pelanggan melalui akun media sosial (medsos) kaskus sekaligus menentuka tarif jika ada pelanggan yang berminat. Sedangkan Fitria, istrinya, bertugas mencatat tamu dan menerima pembayaran.

Untuk layanan pijat biasa, keduanya memasang tarif Rp 300 ribu setiap 2 jamnya. Sedangkan untuk layanan plus-plus ataupun full service, dibandrol sebesar Rp 700 ribu. "Full service, mereka mengambil bagian sebesar Rp 400 ribu," tegas Ruth.

Baca juga:
Wali Kota Eri Cahyadi Kumpulkan Personel, Berantas Segala Maksiat di Surabaya

Dalam menjalankan aksinya, pasutri ini menyediakan satu kamar besar yang disekat menjadi sejumlah bilik. Bilik-bilik itulah yang kemudian dijadikan tempat melayani para pelanggan. Diakui oleh pasutri, bisnis yang dikelolanya hanya mempekerjakan dua gadis asal Lamongan dan Tuban.

"Mereka merekrut dua korban dengan dalih akan dipekerjakan menjadi asisten rumah tangga. Tapi ternyata, disuruh menjadi terapis dan melayani nafsu para pelanggan," ungkap Ruth Yeni.

Sementara itu, pasutri ini mengaku awalnya mencoba-coba. Karena kebanjiran pelanggan, keduanya meneruskan usahanya itu hingga hampir satu tahun. Alasannya klasik, yaitu untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

"Sejak kelola bisnis ini, kami berdua tidak bekerja," pungkas pasutri yang sudah memiliki satu anak masih balita ini.

Baca juga:
Tawarkan Prostitusi Online, Pria Muda Ini Diamankan Polresta Sidoarjo