Pixel Code jatimnow.com

Bupati Kunjungi Peternakan Susu Kambing Warga Banyuwangi: jadi Inspirasi

Editor : Endang Pergiwati  
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani memerah kambing di peternakan Desa Seneporejo, Kecamatan Siliragung, Banyuwangi. (Foto: Humas Pemkab Banyuwangi for jatimnow.com)
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani memerah kambing di peternakan Desa Seneporejo, Kecamatan Siliragung, Banyuwangi. (Foto: Humas Pemkab Banyuwangi for jatimnow.com)

jatimnow.com - Beternak kambing perah ternyata memberikan manfaat. Selain nilai gizi susu kambing lebih besar daripada susu sapi, nilai ekonomisnya juga lebih tinggi. Hal ini diungkapkan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, saat mengunjungi peternakan kambing perah milik Jarot Setiawan di Desa Seneporejo, Kecamatan Siliragung, Banyuwangi.

Di bekas lahan kebun jeruk inilah, Jarot Setiawan ini memelihara kambing perah jenis Sapera. Ada sekitar 200 kambing di peternakan itu. Di sinilah, Jarot memproduksi ratusan liter susu kambing setiap hari.

"Susunya enak, tidak bau prengus. Jadi selama ini kesan susu kambing itu bau, tidak benar. Bentuknya lebih kental dari susu sapi. Dan yang terpenting, harganya lebih mahal dari susu sapi," kata Ipuk Fiestiandani, Selasa (3/7/2024).

Saat ini mulai ada tren banyak masyarakat yang beralih dari susu sapi ke susu kambing. Ada penelitian menyebut kandungan gizi susu kambing yang lebih banyak daripada susu sapi. Harganya juga lebih mahal susu kambing.

"Susu kambing saat ini banyak diminati masyarakat, sehingga beternak kambing perah bisa menjadi pilihan," kata Ipuk.

Menurut Ipuk, Jarot menjadi contoh bagaimana sektor pertanian memiliki prospek untuk dikembangkan.

"Kisah sukses Mas Jarot dalam mengembangkan usaha susu kambing perah ini bisa menjadi inspirasi anak-anak muda Banyuwangi. Merintis usaha dari nol, hingga kini menjadi salah satu pemasok susu kambing," tutur Ipuk.

Baca juga:
5 Fakta Bocah 7 Tahun di Banyuwangi Ditemukan Tewas, Diduga Diperkosa

Jarot menceritakan, sebelum memulai usaha peternakan kambing perah, dia bekerja sebagai TKI di Taiwan. Ia bekerja disana selama dua kali, yakni dari tahun 1999 hingga 2002 dan kembali lagi dari tahun 2006 sampai 2009.

Sepulangnya ke kampung halaman, ia sempat mencoba peruntungan dengan menjadi petani jeruk, namun sejak 2016 beralih ke usaha peternakan kambing perah.

"Waktu itu kerja ngelas di Taiwan, terus pulang ikut bertani jeruk dengan keluarga. Akhirnya saya memilih beternak kambing perah sejak tahun 2016 hingga saat ini," kata Jarot.

Saat ini memiliki sekitar 200 ekor kambing perah produktif jenis Sapera. Dengan rata-rata produksi susu kambing mencapai 700-1000 liter per minggu.

Baca juga:
ASMOPSS ke-14 Digelar di Banyuwangi, Diikuti 136 Peserta

"Satu kambing rata-rata bisa menghasilkan 1 sampai 2 liter susu tiap hari. Total rata-rata tiap hari bisa dapat 100-150 liter, tergantung produktivitas kambingnya," terang Jarot.

Jarot menambahkan susu kambing yang dihasilkan setiap minggunya dikirim ke supplier pabrik susu bubuk di Yogyakarta dan Semarang. Untuk susu kambing per liternya dihargai Rp 16.000.

"Kita jual ke supllier dalam bentuk beku. Setiap minggunya bisa ambil 700 hingga 1000 liter susu kambing," tuturnya.